Kualitas Buruk, Harga Turun
KUDUS, KOMPAS — Panen raya padi bersamaan dengan musim hujan dan bencana banjir di Jawa Tengah bagian timur memicu harga gabah turun. Kualitas buruk membuat gabah kering panen di Jawa Tengah paling tinggi dihargai Rp 3.500 per kilogram.
Harga itu di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen (GKP) yang terakhir ditetapkan 2015, yakni Rp 3.700 per kg.
Pantauan pada Senin (20/2) menunjukkan, harga GKP di tingkat petani bervariasi dan tidak sama di masing-masing daerah. Di Kudus, harga GKP sekitar Rp 3.500 per kg, sedangkan di Demak dan Grobogan Rp 3.400 per kg. Pekan lalu, harga gabah panen masih di atas Rp 3.800 per kg.
Dulwahid (35), petani Desa Bonangrejo, Kecamatan Bonang, Demak, mengatakan, harga gabah cenderung terus turun seiring panen raya yang semakin meluas. "Musim panen kali ini cukup bagus. Lahan sawah yang bebas banjir menghasilkan panen padi sekitar 8 ton per hektar. Tetapi, harga GKP saat ini hanya Rp 3.400 per kg," ujarnya.
Mustaqim (41), petani Desa Undaan Lor, Kecamatan Undaan, Kudus, menambahkan, penurunan harga gabah juga dipengaruhi kondisi sejumlah areal pertanian yang dilanda banjir. Banjir menjadi alasan bagi tengkulak menekan harga gabah. Mereka berdalih kesulitan mengeringkan gabah untuk diolah menjadi beras.
Sutarno Syahwadi (53), petani Desa Kopek, Kecamatan Godong, Grobogan, mengatakan, lahan padi seluas 1 hektar yang digarap bersama dua tetangganya hanya ditawar para penebas padi Rp 8 juta. Padahal, pada musim panen sebelumnya bisa laku hingga Rp 20 juta. Ia berharap Perum Bulog menyelamatkan harga di tingkat petani. Salah satunya dengan membeli gabah dengan harga khusus di luar ketentuan HPP.
Sekretaris Jenderal Perhimpunan Petani dan Nelayan Sejahtera Indonesia Riyono menyatakan, karena pemerintah belum menetapkan HPP baru, aturan yang diacu di lapangan saat ini masih Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2015.
Panen raya
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Demak Sri Lestari mengungkapkan, saat ini tengah berlangsung panen raya. Dari sekitar 50.000 hektar lahan pertanian padi, yang panen sudah 40 persen.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, di sela-sela serah terima jabatan Kepala Bank Indonesia Perwakilan Jateng, kemarin, mengatakan, bencana banjir cukup memengaruhi anjloknya harga gabah di tingkat petani. Harga komoditas lain yang anjlok adalah bawang merah. "Harga komoditas hancur karena kualitas panenan buruk," katanya.
Di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, harga gabah juga turun meskipun tidak serendah di Jateng. Saat ini harga GKP Rp 3.800 per kg. Abdul Aziz (35), petani di Desa Kesambi Rampak, Kecamatan Kapongan, mengatakan, harga itu lebih rendah dari harga sepekan lalu Rp 4.500 per kg.
Aziz mengatakan, anjloknya harga disebabkan tingginya kadar air pada gabah. Hujan juga membuat produksi pertanian turun karena bulir padi tak berisi.
Hal senada disampaikan petani lainnya, Muhammad Fauzi (46). Ia khawatir harga gabah akan semakin jatuh saat panen raya.
Di Banyuwangi, harga gabah juga turun. Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Banyuwangi M Safuan menyebutkan, saat ini harga GKP Rp 4.400 per kg. Harga lebih rendah dibandingkan dengan minggu lalu Rp 4.800 per kg.
Janji pemerintah
Penurunan harga ini, menurut Menteri Pertanian Amran Sulaiman seusai pertemuan dengan Presiden Joko Widodo, Senin, di Istana Merdeka, disebabkan dua hal. Pertama, musim hujan menyebabkan kadar air gabah tinggi. Kedua, musim panen membuat persediaan gabah meningkat.
Catatan Kementerian Pertanian, pada 13 Februari harga GKP di Grobogan dan Pati Rp 2.800 per kg, sedangkan di Rembang Rp 2.700. Adapun harga 1 kg GKP di Demak, Jepara, dan Blora masing-masing Rp 2.900, Rp 3.000, dan Rp 3.100.
Menurut Amran, pemerintah segera menyerap gabah langsung dari petani untuk menjaga harga gabah. Pengeringan gabah juga akan dilakukan dengan mengoptimalkan mesin pengering yang ada dan menggunakan mesin milik swasta.
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, yang hadir dalam pertemuan itu, mengatakan, Presiden Joko Widodo meminta harga gabah di tingkat petani tetap diupayakan tidak jatuh. Saat ini, Menteri Keuangan dan Menteri Pertanian masih menghitung kemampuan keuangan negara untuk menyerap gabah kering panen.
Arman pun mengatakan, tim khusus untuk menyerap gabah akan segera bekerja dengan membeli gabah dari petani.