PESAWARAN, KOMPAS — Bencana banjir akibat hujan deras dan tanah longsor terus terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Banjir dan longsor itu, selain merendam rumah dan lahan pertanian, juga mengakibatkan kerusakan akibat tertimpa material longsoran bencana.
Kabar dari Provinsi Lampung, hujan deras yang terus mengguyur, Selasa (21/2), membuat sejumlah sungai di Lampung meluap. Akibatnya, sekitar 2.000 rumah warga di 7 kabupaten/kota di Lampung terendam banjir hingga setinggi 2 meter.
Ketujuh kabupaten/kota yang dilanda banjir adalah Kabupaten Pesawaran, Pringsewu, Pesisir Barat, Lampung Tengah, Lampung Selatan, Lampung Timur, dan Kota Bandar Lampung. Banjir juga merendam tanaman padi yang siap panen.
Banjir terparah melanda enam kecamatan di Kabupaten Pesawaran. Enam kecamatan itu adalah Kecamatan Way Lima, Way Khilau, Teluk Pandan, Gedong Tataan, Padang Cermin, dan Negeri Katon. Sedikitnya sekitar 1.500 rumah terendam dan sekitar 100 warga mengungsi.
Banjir bandang itu juga membuat Dzikri Wahyu (10), siswa kelas V SD asal Desa Banjar Negeri, Kecamatan Way Lima, meninggal karena terseret arus. Selain itu, lima rumah rusak berat dan puluhan kambing dan ayam milik warga hanyut diterjang banjir.
Pantauan Kompas, banjir bandang akibat meluapnya Sungai Way Semah di Pesawaran tersebut juga membuat jalur lintas barat Sumatera lumpuh selama 6 jam. Kemacetan terjadi sepanjang 5 kilometer di jalan yang menghubungkan Lampung-Bengkulu melalui Kabupaten Pesisir Barat itu. Jalan itu juga menjadi jalan utama bagi warga dari Bandar Lampung menuju Pesawaran.
Kepala Bidang Kesiapsiagaan Bencana dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Madiono menuturkan, di Kabupaten Pringsewu, Lampung Selatan, dan Lampung Timur dilaporkan banjir tidak hanya merendam rumah, tetapi juga puluhan hektar lahan pertanian siap panen. Sementara itu, di Kabupaten Lampung Tengah dan Pesisir Barat, banjir menyebabkan jembatan penghubung antardesa terputus.
Ratusan rumah
Sementara warga di tiga kecamatan di Aceh Singkil, Aceh, juga terendam terendam banjir, Selasa (21/2). Banjir terjadi karena Sungai Lae Cinendang dan Sungai Lae Soraya meluap setelah hujan selama 12 jam.
Kepala BPBD Aceh Singkil Sulaiman, yang dihubungi dari Banda Aceh, Selasa (21/2), mengatakan, banjir mulai menggenangi permukiman warga pada Senin (20/2) pukul 21.00.
Daerah yang terkena banjir adalah Kecamatan Suro, Simpang Kanan, dan Gunung Meriah. Jumlah desa yang terendam banjir di tiga kecamatan itu 11 desa. Ketinggian air dari 70 cm hingga 1,5 meter. Namun, warga yang rumahnya terendam banjir masih bertahan di rumah. Mereka memindahkan barang ke tempat yang lebih tinggi sembari menanti air surut.
Menurut Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Aceh Muhammad Nur, Aceh Singkil termasuk salah satu dari 16 kabupaten di Aceh yang rawan banjir, selain daerahnya rendah dan daya tampung air berkurang seiring kerusakan lingkungan.
Sementara bencana banjir dan longsor juga terjadi di Batu, Jawa Timur. Longsor itu akibat hujan deras yang berlangsung sekitar 2 jam sejak Senin (20/2) malam. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, tetapi lebih dari 30 rumah warga kemasukan air bercampur lumpur. Satu di antaranya rusak.
Warga Kota Batu pun diimbau waspada menyusul makin tingginya intensitas hujan di wilayah tersebut. Musim hujan diperkirakan masih akan berlangsung sampai Maret mendatang.
"Kami minta warga waspada karena topografi wilayah Batu sebagian besar miring sehingga mudah terjadi banjir bandang dan longsor," kata Kepala BPBD Kota Batu Sasmito.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.