MEDAN, KOMPAS – Seratusan pengemudi becak bentrok dengan seratusan pengemudi Go-Jek di depan Stasiun Kereta Api Medan, Sumatera Utara, Rabu (22/2/2017), sekitar pukul 11.00. Pengemudi Go-Jek menyerang pangkalan becak setelah beberapa pengemudi Go-Jek di-sweeping di Stasiun Kereta Api Medan.
Perselisihan pengemudi becak dengan Go-Jek bermula dari aksi unjuk rasa pengemudi becak yang menolak kehadiran Go-Jek di Medan, Selasa (21/2). Aksi unjuk rasa itu pun berlanjut dengan aksi sweeping sopir Go-Jek.
Pada Rabu pagi, para pengemudi becak di pangkalan Stasiun KA Medan meminta seorang pengemudi Go-Jek yang memakai jaket dan helm bertuliskan Go-Jek pergi dari stasiun. Para pengemudi becak itu pun meminta pengemudi Go-Jek membuka jaket dan helmnya. Pengemudi Go-Jek itu pun diminta pergi dari stasiun.
Beberapa saat kemudian, sekitar 200 pengemudi Go-Jek berkonvoi dengan sepeda motor ke arah Stasiun KA Medan. Mereka menggunakan jaket dan helm Go-Jek. Sebagian pengemudi Go-Jek turun dari sepeda motornya lalu membalikkan beberapa becak. Sebagian lagi ada yang menendang becak yang lain. Pengemudi becak mundur dan tidak melakukan perlawanan. Namun, mereka mengambil helm Go-jek dan memecahkannya.
Para pengemudi Go-Jek itu kemudian bergerak beberapa meter dari pangkalan becak. Sempat terjadi ketegangan dan perang mulut antara pengemudi Go-Jek dan becak. Aparat Kepolisian Resor Kota Besar Medan pun langsung datang melerai kedua belah pihak. Pengemudi Go-Jek dipaksa membubarkan diri.
Kepala Kepolisian Sektor Medan Barat Komisaris Victor Ziliwu mengatakan, pihaknya telah menahan seorang pengemudi becak yang melakukan perusakan helm.
”Kami juga akan tangkap pengemudi Go-Jek yang merusak becak. Siapa pun yang melakukan tindak pidana akan kami proses,” katanya.
Victor mengatakan, pihaknya akan terus melakukan pengamanan di pangkalan becak dan pangkalan G0-Jek yang rawan terjadi bentrokan. Di beberapa tempat di Medan, pengemudi becak melakukan sweeping terhadap pengemudi Go-Jek.