logo Kompas.id
NusantaraDibangun, Kilang Minyak Baru...
Iklan

Dibangun, Kilang Minyak Baru di Sumsel

Oleh
· 3 menit baca

PALEMBANG, KOMPAS — Perusahaan penanaman modal asing, PT Palembang GMA Refinery Consortium, berencana membangun kilang minyak berkapasitas 300.000 barel per hari di Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Proyek berinvestasi 8,3 miliar euro atau sekitar Rp 117 triliun ini ditargetkan mulai berproduksi pada tahun 2022. General Manager Pengembangan Proyek PT Palembang GMA Refinery Consortium (PGRC) Mastiawan Kusumawardana, Selasa (21/2) malam dalam rapat koordinasi di Palembang, mengatakan, PGRC memilih Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-Api sebagai lokasi pendirian kilang minyak karena dinilai strategis. "Kawasan ini dekat dengan wilayah pemasaran kami di sejumlah negara di Asia Pasifik," ujar Mastiawan. Menurut Mastiawan, nantinya minyak mentah didatangkan dari negara-negara di kawasan Timur Tengah khususnya dari Iran. Kemudian, minyak mentah tersebut dibawa ke Sumatera Selatan dengan kapal yang selanjutnya diolah menjadi bahan bakar minyak berbagai jenis. "Hasil olahan minyak dari kilang ini tidak hanya untuk diekspor, tetapi juga akan disalurkan untuk kebutuhan domestik seperti bensin, solar, minyak tanah dengan kualitas bahan bakar minyak (BBM) bersih berstandar Euro V," ujarnya. Meski demikian, untuk mewujudkan hal itu dibutuhkan sejumlah fasilitas pendukung, seperti dermaga yang memadai sebagai tempat bersandar kapal. "Kami akan mendatangkan kapal berkapasitas 2 juta barel yang membutuhkan kedalaman pelabuhan sekitar 15-20 meter. Apabila kedalamannya kurang dari itu, kapal tidak bisa sandar," ujar Mastiawan.Kapal pemasok minyak mentah direncanakan bersandar di Pelabuhan Tanjung Carat yang berjarak 12 kilometer dari kilang. PGRC pun berencana membangun tangki penampungan sementara yang berjarak 8 km dari pelabuhan. Selain itu, Mastiawan berharap proses pengisian dan penyaluran minyak dari dan ke kapal tidak akan mengganggu aktivitas pelayaran lain. Sebab, proses bongkar muat dari kapal ke kilang membutuhkan waktu sekitar dua hari. "Kapal biasanya akan berlabuh sekitar enam hari sekali," ujarnya.Dia juga akan memastikan ketersediaan jaringan pipa sebagai infrastruktur pengisian dan penyaluran minyak dari kapal ke kilang begitu pula sebaliknya. Pembebasan lahan Dalam pertemuan antara PGRC dan Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin juga dipaparkan kebutuhan lahan untuk pembangunan kilang seluas 650 hektar. Selain kilang, juga akan dibangun 30 tangki sebagai penampung cadangan minyak. Untuk tahap awal, kata Mastiawan, PGRC bersama konsultan dari Jepang akan mengadakan kajian studi kelayakan yang akan dimulai pada Maret 2017. Studi kelayakan akan disusun dua tahun. "Untuk proses pembangunan hingga produksi dibutuhkan waktu tiga tahun," ujarnya.Ketua Project Management Unit KEK TAA Regina Aryani mengatakan, setelah kerja sama ini disepakati, fokus utama selanjutnya adalah pembebasan lahan. "Biaya pembebasan lahan tidak jadi masalah karena semua ditanggung investor," ujarnya. Fokus selanjutnya, ujar Regina, adalah menyiapkan jalur pipa dalam satu jalur khusus sehingga tidak mengganggu aktivitas lainnya. "Kami ingin agar pipa yang dibangun tidak semrawut sehingga jalurnya harus dibuat khusus," ujarnya. Alex Noerdin berharap pembangunan dapat dikerjakan tanpa hambatan. "Kami berharap proses studi kelayakan juga dibarengi perizinan Amdal sehingga pembangunan dapat segera dilakukan," ujarnya.Selain kilang minyak yang akan dibangun PGRC, di KEK Tanjung Api-Api telah dibangun kilang minyak lain dari PT Dex Indonesia dengan kapasitas 20.000 barel per hari. (RAM)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000