Orangutan Kian Mendekati Permukiman Warga
PALANGKARAYA, KOMPAS — Tim Yayasan Borneo Orangutan Survival Mawas dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah menemukan 20 orangutan di sekitar Sungai Mangkutub, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Habitat yang rusak akibat kebakaran, pembalakan, dan pembukaan perkebunan sawit membuat orangutan makin mendekati permukiman warga. "Ini kali ketiga kami menyelenggarakan misi penyelamatan orangutan. Kami tidak menyangka makin banyak orangutan yang terdesak ke permukiman, juga yang berada di pinggiran sungai," kata Manajer Program Konservasi Mawas Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) Jhanson Regalino saat dihubungi dari Palangkaraya, Rabu (22/2).Regalino mengatakan, dalam sebuah misi selama 24 jam, tim telah menemukan sekitar 20 orangutan. Beberapa orangutan bahkan dalam kondisi kekurangan makanan. "Sebelum menjadi wilayah konservasi, wilayah Sungai Mangkutub ini merupakan lahan bekas perkebunan sawit. Setelah itu, ada banyak pembalakan bahkan sekarang ini masih ada pembalakan," ujarnya. Chief Executive Officer Yayasan BOS Jamartin Sihite mengatakan, BOS pernah menemukan bangkai orangutan dengan berbagai luka tusuk benda tumpul di lokasi yang sama. Temuan itu memperlihatkan Kabupaten Kapuas sebagai salah satu kabupaten di Kalteng dengan kasus orangutan terbanyak. Yayasan BOS pada tahun 2015-2016 berhasil menyelamatkan 76 orangutan liar yang kehilangan habitat. Seluruh orangutan itu kemudian dipindah ke lokasi baru, yakni habitat asli atau hutan alami di Kapuas."Tahun lalu, dari seluruh orangutan yang kami selamatkan, sebagian besar terdapat bekas peluru senapan angin. Bahkan, di tubuh beberapa orangutan terdapat peluru yang masih menempel," ujar Regalino.Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah Adib Gunawan mengatakan, misi penyelamatan merupakan salah satu cara untuk konservasi orangutan. Misi penyelamatan juga berguna untuk menghindari konflik orangutan dengan manusia."Kalau terdesak, mereka akan mendekat ke permukiman warga. Terdesak karena hutannya rusak dan karena makanannya habis. BKSDA siap membantu pemerintah kabupaten. Semakin banyak pembalakan liar terjadi, habitat orangutan juga hilang," kata Adib. (IDO)