GRESIK, KOMPAS — Jalan nasional di jalur pantai utara Kabupaten Gresik, Jawa Timur, terutama di ruas Betoyo-Jembatan Tanggok, Jawa Timur, masih dikeluhkan warga. Perbaikan jalan sepanjang 2,6 kilometer tersebut belum diaspal. Akibatnya, terjadi kepulan debu yang mengganggu pandangan dan pernapasan saat panas terik, sedangkan saat hujan licin membuat pengendara motor rawan tergelincir.
Kondisi itu diperparah oleh truk-truk besar yang kembali lewat jalur tersebut. Portal yang dipasang di tiga titik, yakni di Betoyo sekitar jembatan, ambruk rusak. Pemasangan portal di satu sisi memang menghambat jalur distribusi barang dan transportasi. Namun, di sisi lain, tanpa portal telah membuat jalan yang ditangani menjadi rusak kembali.
Imam Munawar (34), warga Bungah, kecewa kerusakan jalan itu tidak diperbaiki secara permanen. "Sebelumnya, ruas jalan rusak ibarat menjadi jeglongan sewu (1.000 lubang kubangan) karena banyaknya lubang yang menganga yang membahayakan pengendara motor. Kalau saat ini ibaratnya pengendara berada dalam badai debu,” katanya, Jumat (3/3).
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Gresik Bambang Isdianto mengatakan, Pemkab Gresik telah mendesak Balai Pelaksanaan Jalan Nasional VIII untuk segera memperbaiki jalan rusak. Perbaikan jalan itu juga telah dikonsultasikan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Badan Pemeriksa Keuangan agar tidak menimbulkan masalah secara hukum. Pemkab Gresik juga berkoordinasi untuk pemasangan portal sampai perbaikan jalan tuntas.
Kondisi jalan yang berdebu membuat beberapa komunitas prihatin, di antaranya Komunitas Pendaki Indonesia Gresik, Komunitas Baladewa, hingga personel Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Gresik. Mereka membagikan masker kepada pengendara motor.
Anggaran Rp 121,5 miliar
Di Kabupaten Lamongan, ada dua titik jalan yang ambles di wilayah Kecamatan Mantup. Amblesnya jalan bahkan berpengaruh juga merusak tangkis atau dinding penahan jalan. Jalan ambles sekitar 30 sentimeter. Amblesnya jalan itu ada di dua titik termasuk tidak jauh dari SMA Negeri Mantup.
Pemerintah Kabupaten Lamongan memprioritaskan pembangunan jalan yang menjadi kewenangannya. Pada 2017 ini disiapkan angaran Rp 121,5 miliar untuk membangun jalan kabupaten dan jalan poros desa melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga.
Kepala Dinas PU Bina Marga Lamongan Eko Agus Trihandono menyebutkan, anggaran tersebut dialokasikan untuk pembangunan jalan kabupaten Rp 99 miliar dan jalan poros desa Rp 22,5 miliar. Pembangunan insfrastruktur, baik jalan maupun jembatan, menjadi prioritas. “Bila akses infrastruktur baik, aktivitas warga, baik untuk perekonomian, pertanian, maupun anak-anak ke sekolah, akan lancar,” ujar Eko.
Eko menyebutkan pembangunan jalan pada 2016 telah membuat akses warga semakin lancar, seperti di ruas Plembon-Sugio, Deket-Soko, dan ruas Jalan Mastrip. Pembangunan jalan dilaksanakan bertahap sesuai kemampuan anggaran, tidak bisa serta-merta dalam sekejap.
Menurut Eko, tahun ini anggaran pembangunan jalan sebesar Rp 99 miliar dialokasikan untuk 19 ruas jalan total sepanjang 40 kilometer, enam jembatan, enam gorong-gorong, dan dinding penahan tanah di tiga lokasi. Anggaran tambahan sebesar Rp 22,5 miliar dialokasikan untuk 35 ruas jalan poros desa, satu jembatan, dan pembangunan dinding penahan tanah di 23 titik.
Jembatan yang dibangun di antaranya Jembatan Sumbergondang di ruas Mantup-Ayamalas, Jembatan Luke ruas Deket-Soko. Adapun pembangunan peningkatkan jalan di antaranya di ruas Sukodadi-Sumberwudi, ruas Bluluk-Sukorame. Pemeliharaan jalan dilaksanakan di ruas Pagerwojo-Plembon-Sugio-Tlanak. Selain itu, ada pemeliharaan berkala dan pelebaran jalan di ruas Deket-Soko-Karangbinanangun.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.