logo Kompas.id
NusantaraPulau Buru Darurat Tambang...
Iklan

Pulau Buru Darurat Tambang Liar

Oleh
· 2 menit baca

AMBON, KOMPAS — Kabupaten Buru, Maluku, darurat tambang liar. Setidaknya ada tiga lokasi yang dirambah petambang liar, yakni Gunung Botak, Gunung Nona, dan Gogorea. Tambang liar menimbulkan kerusakan lingkungan sangat parah di pulau itu akibat penggunaan merkuri dan sianida. Belum lagi tewasnya sekitar 1.600 orang karena saling bunuh dan terkubur material dalam lubang tambang.Hal itu dikemukakan Ketua DPRD Maluku Edwin A Huwae di Ambon, Kamis (2/3). "Kini saatnya semua pihak serius untuk menutup. Tambang liar jadi ancaman nyata bagi pangan di Maluku dan Indonesia," ujarnya. Merkuri dan sianida yang digunakan untuk mengolah material tanah menjadi emas telah mencemari tanaman pangan dan air bersih. Di Buru terdapat sekitar 7.500 hektar sawah atau lebih kurang 40 persen dari total areal sawah di Maluku. Catatan Kompas, Yusthinus T Male, dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pattimura, Ambon, dalam penelitian tahun 2012 di sekitar Gunung Botak, menemukan konsentrasi merkuri di sedimen sungai 9 miligram (mg) per kilogram lumpur.Standar minimal konsentrasi merkuri di alam tak boleh lebih dari 1 mg per kg sampel. Lokasi pengambilan sampel di Sungai Waeapo sekitar Desa Dafa, Kecamatan Waelata. Sungai dengan sembilan anak sungai itu merupakan sumber utama pengairan di Pulau Buru.Pada November tahun lalu, limbah pengolahan tambang Gunung Nona mencemari 326 hektar sawah milik petani di Desa Grandeng, Kecamatan Lolongguba. Selain mencemari sawah, merkuri juga mencemari biota laut. Hasil penelitian Yusthinus, Teluk Kayeli, muara sungai, sudah tercemar. Temuan kandungan merkuri pada udang melebihi tiga kali dari standar, pada ikan tujuh kali, kerang-kerangan enam kali, dan kepiting dua kali. Standar maksimal merkuri pada hasil laut 0,5 mg per kg sampel.Kepala Kepolisian Resor Pulau Buru Ajun Komisaris Besar Leo Simatupang, saat dihubungi, mengatakan, Rabu (1/3) petang seorang petambang asal Jepara, Jawa Tengah, terbunuh secara sadis di Gunung Nona. Bagian perut robek dibacok dengan parang. Satu bulan sebelumnya, petambang asal Manado, Sulawesi Utara, juga terbunuh di sekitar Gunung Botak. (FRN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000