PADANG, KOMPAS – Masa tanggap darurat bencana banjir dan longsor di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, telah berakhir, Senin (13/3). Pemerintah setempat kemudian akan fokus pada pemulihan seperti perbaikan akses jalan dan rumah warga yang rusak.
Bupati Kabupaten Limapuluh Kota Irfendi Arbi saat dihubungi dari Padang, Senin siang mengatakan, masa tanggap darurat berlangsung dua kali yakni 3-9 Maret kemudian diperpanjang 9-16 Maret 2017. Berbeda dengan tanggap darurat pertama, tanggap darurat kedua berakhir lebih awal.
Menurut Irfendi, tanggap darurat berakhir lebih awal karena sejumlah pertimbangan seperti evakuasi dan penyelamat korban longsor telah selesai. Apalagi setelah korban keenam ditemukan, tidak ada lagi warga yang melapor kehilangan anggota keluarga.
“Selain itu, arus transportasi dari Sumbar menuju Riau maupun sebaliknya sudah lancar setelah jalan ambles di Tanjung Balik, Pangkalan Koto Baru, selesai diperbaiki. Hal-hal lain menyangkut kebutuhan pokok, air bersih, listrik, komunikasi, serta pelayanan kesehatan juga sudah pulih. Termasuk kegiatan pendidikan yang hari ini sudah dimulai kembali,” kata Irfendi.
Dihubungi secara terpisah, Kepala SDN 04 Pangkalan Yuneswir mengatakan mereka sudah mulai belajar sejak Jumat minggu lalu. Dari lima ruang kelas, sebanyak dua ruangan masih belum ditempati dan sementara menggunakan karpet. “Mungkin besok belajar mengajar sudah kembali dalam ruangan karena hari ini meja dan kursi dari Dinas Pendidikan Limapuluh Kota Sudah tiba,” kata Yuneswir.
Irfendi menambahkan, setelah tanggap darurat berakhir, mereka selanjutnya akan fokus pada perbaikan jalan dan rumah warga yang rusak karena banjir di Kecamatan Kapur IX. Sebelumnya, Kapur IX tidak dapat diakses melalui jalur darat karena tertutup longsor. Akibatnya, bantuan bagi warga harus disalurkan lewat udara menggunakan helikopter.
“Sekarang sudah bisa diakses lagi, tapi masih ada bagian jalan yang rusak dan harus diperbaiki. Sementara itu, khusus untuk kerusakan rumah warga, sedikitnya ada dua rumah warga yang tercatat rusak berat dan setelah tanggap darurat ini berakhir, kami fokus untuk memperbaikinya,” kata Irfendi.
Seperti diberitakan sebelumnya, banjir melanda Kabupaten Limapuluh Kota pada Jumat (3/3) hingga Sabtu (4/3) lalu. Delapan kecamatan terdampak, dua daerah terparah ada di Pangkalan Koto Baru dan Kapur IX. Dua orang meninggal di lokasi itu.
Selain banjir terjadi juga longsor dan jalan ambles di jalur penghubung Sumatera Barat-Riau. Sedikitnya ada 64 titik longsor dan paling besar berada di kawasan Koto Alam, Pangkalan Koto Baru. Di titik tersebut, enam orang meninggal karena tertimbun material longsor. Sementara jalan ambles berada di kawasan Tanjung Balik, Pangkalan Koto Alam.