MAKASSAR, KOMPAS — Sedikitnya 1.000 personel gabungan melakukan latihan penanggulangan keadaan darurat (PKD) di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Kamis (16/3). Latihan dilakukan dalam dua sesi. Satu sesi di area landas pacu dan sisanya di terminal penumpang. Sedikitnya 18 penerbangan ditunda, tetapi tak semua terkait latihan PKD.
”Karena sebelumnya kami sudah komunikasikan dengan pihak maskapai, jadi tak ada masalah berarti. Maskapai sudah mengatur jadwal keberangkatan dan kedatangan di Bandara Sultan Hasanuddin, menyesuaikan jadwal latihan. Lagi pula latihan hanya memakan waktu sekitar 50 menit,” kata General Manager Angkasa Pura I Cecep Marga Sanjaya.
Latihan sesi pertama berlangsung pada pukul 09.50-10.50 Wita. Latihan ini meliputi penanganan keadaan darurat untuk kecelakaan pesawat. Latihan melibatkan personel Airport Emergency Committee dan Airport Security Committee dari PT Angkasa Pura I.
Selain itu, personel TNI AU Lanud Sultan Hasanuddin, Basarnas, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Kantor Imigrasi Makassar, Bea dan Cukai Makassar, serta personel dari beberapa rumah sakit di sekitar Bandara Sultan Hasanuddin. Sedianya latihan sesi dua, antara lain penanggulangan keadaan darurat terkait terorisme dan penanganan pasca-kejadian, akan berlangsung pada Kamis pukul 12.00-14.00 Wita.
”Awal pelatihan diinformasikan bahwa delay 2 jam, tetapi nyatanya hanya 1 jam. Sebelumnya penerbangan sudah diatur hingga terdapat 1 jam terpadat di bandara dengan melayani 27 penerbangan. Terkait pelatihan tercatat hanya 18 yang delay,” kata Turah Ariaji dari Humas Bandara Sultan Hasanuddin.
Direktur Operasional Angkasa Pura I Wendo Asrul Rose mengatakan, latihan PKD ini, selain untuk menguji penanganan saat kejadian, juga untuk melakukan simulasi penanganan pasca-kejadian. ”Penanganan pasca kejadian di antaranya kepada penumpang, keluarga penumpang, serta media yang mencari informasi. Harapannya, kami semua dalam keadaan siap secara sumber daya manusia ataupun fasilitas karena kejadian dapat terjadi sewaktu-waktu,” katanya.