PADANG, KOMPAS — Seekor harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) dilaporkan keluar dari habitatnya dan muncul di sejumlah nagari di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Sejauh ini belum ada laporan korban manusia, tetapi satwa dilindungi itu sudah mulai menyerang dan memangsa belasan ternak warga.
Kepala Seksi Wilayah I Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat Khairi Ramadhan di Padang, Jumat (17/3), mengatakan, harimau sumatera tersebut terlihat di sejumlah nagari di dua kecamatan, yakni Matur dan Palembayan. Kedua kecamatan tersebut memang berdekatan.
“Harimau tersebut terlihat pertama kali pada akhir Februari atau sekitar tiga minggu lalu di Matur. Hal itu kami ketahui setelah warga setempat mendatangai kantor resor Agam dan melapor ternak mereka dimangsa harimau,” kata Khairi.
Mendapat laporan itu, Khairi langsung memerintahkan personelnya untuk melakukan orientasi lapangan guna memastikan keberadaan harimau tersebut. Setelah itu, penanganan dilakukan dengan pengusiran harimau tersebut.
“Sayangnya, upaya itu tidak berhasil. Kami usir di nagari pertama, harimau itu muncul di nagari lain. Begitu seterusnya. Beberapa hari lalu, harimau tersebut muncul dan menyerang kambing milik warga Jorong Palembayan Tangah, Nagari Ampek Koto,” ujar Khairi.
Khairi menambahkan, karena pengusiran tidak membuahkan hasil, pihaknya memutuskan memasang perangkap harimau. Saat ini, satu perangkap di pasang di Jorong Palembayan Tangah. “Kami akan amati dulu sampai tiga hari ke depan. Kalau dengan satu perangkap belum juga berhasil, kami akan tambah tiga perangkap lagi,” kata Khairi.
Hingga kini sudah ada sepuluh kasus serangan harimau ke ternak warga seperti kerbau dan kambing. Tujuh kasus serangan terjadi di Palembayan dengan korban 11 ternak dan tiga kasus di Matur dengan korban tiga ternak.
Camat Palembayan Ade Herlien yang dihubungi dari Padang membenarkan hal itu. Saat ini warga bersama tim BKSDA masih menunggu hasil perangkap harimau yang dipasang di wilayahnya. “Saya juga sudah mengimbau warga agar tetap waspada serta terus mengawasi ternak mereka atau sementara tidak melepasliarkannya terutama di kawasan tapak,” kata Ade.