logo Kompas.id
NusantaraProyek Fiktif di Kapuas Hulu
Iklan

Proyek Fiktif di Kapuas Hulu

Oleh
· 3 menit baca

PUTUSSIBAU, KOMPAS — Pencetakan sawah baru di sejumlah wilayah di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, fiktif. Dalam pelaksanaan, tidak ada pencetakan sawah baru, melainkan hanya pembukaan jalan baru di sekitar sawah petani. Padahal, anggaran program itu Rp 200 miliar. Pemerintah Provinsi Kalbar melaksanakan program pencetakan sawah baru tahun 2016 seluas 18.300 hektar di delapan kabupaten. Salah satunya di Kapuas Hulu seluas 1.400 hektar. Pencetakan itu diharapkan meningkatkan ketahanan pangan karena produksi padi akan meningkat 50.000-60.000 ton per tahun.Dari pantauan di lapangan, Rabu (16/3), hal itu salah satunya di Desa Semangut Utara, Kecamatan Bunut Hulu, sekitar 800 kilometer dari Pontianak, ibu kota Kalbar. Di beberapa lokasi di Desa Semangut Utara hanya ada pembukaan jalan selebar 2 meter di pinggir sawah warga yang sudah ada sejak lama. "Saat program bergulir pertengahan 2016, kami dijanjikan petugas mendapat jatah sawah baru 30 hektar. Kenyataannya, petugas hanya mengerjakan jalan di pinggir sawah saya. Saya kaget mengapa tidak ada pembukaan sawah baru," kata Ruslan (50), petani Desa Semangut Utara. Awalnya, Ruslan berpikir, sawah miliknya yang 20 hektar akan ditambah 30 hektar dengan program pencetakan sawah baru. "Kalau hanya dibangun jalan di tepi sawah, tidak ada gunanya. Tidak akan menambah jumlah panen," ujarnya. Saat petugas selesai mengerjakan jalan di pinggir sawah Ruslan, petugas memfoto keseluruhan sawah sehingga terkesan sawah milik Ruslan adalah hasil dari pencetakan sawah baru. "Akhirnya saya sadar, kami menjadi korban proyek fiktif. Namun, kami tidak berani protes," ujarnya. Petani lain di Desa Semangut Utara, Maulidan (52), menuturkan hal serupa. Petugas pencetakan sawah baru hanya membangun jalan di sekitar sawahnya. "Yang membuat saya kesal, saat sawah kami panen akhir tahun lalu, pemerintah mengklaim sebagai panen perdana program cetak sawah baru. Padahal, itu hasil kerja keras petani. Sawah itu ada sejak lama," katanya. Menurut Maulidan, pemerintah bahkan membuat acara meriah dan memasang tenda untuk tamu. "Itulah modus petugas dalam menggarap proyek secara fiktif," ujar Maulidan. Hal serupa terjadi di Desa Selaup, 3 km dari Desa Semangut Utara. Tidak ada pencetakan sawah baru. Petugas hanya membuat jalan di tepi sawah warga.Asal-asalanSementara itu, di Kabupaten Ketapang, sekitar 300 km dari Pontianak, tepatnya di Desa Cegolak, ada program pencetakan sawah baru sekitar 3 hektar. Pengerjaan dilakukan dengan membuka lahan rawa gambut. Namun, pengerjaan dilakukan asal-asalan. Setelah lahan dibuka, tidak dibangun sistem irigasi sehingga warga tidak bisa menggunakan lahan untuk bercocok tanam. Akibatnya, lahan kembali ditumbuhi rerumputan dan ilalang. Proyek yang memakan dana miliaran rupiah itu pun sia-sia. Hal lain, masyarakat tidak disiapkan. Petani setempat tidak biasa bersawah, melainkan berladang tegalan, tetapi diberi program sawah. Mereka tidak bisa menggarap. Petani tidak mempermasalahkan jika harus berpindah dari menggarap ladang menjadi menggarap sawah. Namun, mereka minta dibimbing dulu cara bersawah. Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura Provinsi Kalbar Hazairin mengatakan, program pencetakan sawah baru seharusnya dikerjakan dengan membuka lahan baru atau memperluas (ekstensifikasi pertanian) lahan pertanian. Terkait pengerjaan program cetak sawah fiktif, Hazairin enggan berkomentar lebih lanjut."Saya akan menanyakan kepada pengawas di lapangan. Saya akan cek ke berbagai pihak yang mengetahui tentang pengerjaan di lapangan waktu itu," kata Hazairin. (ESA)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000