logo Kompas.id
NusantaraProyek Rel Layang...
Iklan

Proyek Rel Layang Medan-Kualanamu Dikebut

Oleh
· 3 menit baca

MEDAN, KOMPAS — Pembangunan rel kereta api layang jalur Medan-Kualanamu dipercepat untuk mengejar deviasi pembangunan yang tersendat saat penertiban permukiman di tepi jalur rel terjadi. Pembangunan kini telah mencapai lebih dari 60 persen dan diharapkan selesai akhir 2017.Di sepanjang kanan-kiri rel di Kota Medan, seperti sekitar Stasiun Kota Medan, kawasan Jalan Thamrin, hingga daerah Mandala, Medan, terlihat tiang-tiang pancang telah ditancapkan. Banyak pekerja yang mengerjakan konstruksi hingga malam hari. Kepala Seksi Lalu Lintas Sarana dan Keselamatan Perkeretaapian Balai Teknis Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara Iskandar, di Medan, Kamis (16/3), mengatakan, saat penertiban jalur rel terjadi, deviasi pembangunan konstruksi mencapai 4-5 persen dari target. Namun, saat ini kondisi jalur telah bersih sehingga pemerintah meminta para kontraktor mempercepat pekerjaan."Pembangunan sudah mendekati jadwal, bahkan ada yang sudah lebih cepat dari jadwal. Pada 2018 diharapkan rel sudah baru dan stasiun juga sudah baru," kata Iskandar. Rel layang Medan-Kualanamu dibangun sepanjang 8 kilometer dari Stasiun Medan hingga kawasan Mandala. Rel ini merupakan bagian pembangunan rel ganda Medan-Kualanamu sepanjang 27,7 km yang dibangun sejak 2015. Rel dibangun di atas jembatan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di tengah Kota Medan akibat penutupan pelintasan kereta api di jalan raya.Selain rel layang, Balai Teknik Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara juga memperbarui empat stasiun di jalur Medan-Kualanamu, yakni Stasiun Medan, Stasiun Bandar Kalipah, Stasiun Aras Kabu, dan Stasiun Batang Kuis. Stasiun dibuat lebih longgar dan lebih memberikan akses yang luas kepada penumpang. Stasiun Bandar Kalipah, misalnya, hanya berjarak 20 meter dari jalan sehingga sering menimbulkan kemacetan. Stasiun akan dibangun untuk memudahkan akses penumpang. Total biaya pembangunan rel layang dan stasiun, termasuk sarana sinyal kereta api, mencapai Rp 2 triliun. Terkait penertiban jalur, Iskandar mengatakan, penertiban harus dilakukan karena 6 meter di kanan-kiri rel kereta api adalah aset negara. Apalagi, Komisi Pemberantasan Korupsi pada 2015 telah menyurati kementerian dan lembaga negara untuk menertibkan aset-aset yang dimiliki lembaga. Selain membangun rel layang, Kota Medan juga tengah mengembangkan angkutan massal light rapid transit (LRT) yang terintegrasi dengan bus rapid transit (BRT). Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan Renward Parapat mengatakan, LRT akan dibangun dari kawasan Pancing Medan, masuk ke kota melewati Jalan Iskandar Muda, hingga ke Pasar Induk Lauchi. LRT ini terintegrasi dengan BRT dan estimasi biaya pembangunan mencapai Rp 6,4 triliun. Sebanyak Rp 0,5 triliun di antaranya untuk pembangunan BRT.Pembangunan diharapkan sudah bisa dilakukan pada 2018. Saat ini, tahapannya masih pengkajian bisnis di Kementerian Keuangan yang kemudian ditenderkan ke berbagai pihak. (WSI)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000