logo Kompas.id
NusantaraDiringkus, Pemeras Orangtua...
Iklan

Diringkus, Pemeras Orangtua Siswa di Batu

Oleh
· 3 menit baca

BATU, KOMPAS — Kepolisian Resor Batu, Jawa Timur, mengungkap lima pelaku penipuan dengan sasaran orangtua siswa. Mereka telah menyasar puluhan sekolah di sejumlah daerah di Indonesia dan memeras jutaan rupiah dari orangtua siswa dengan cara mengabarkan bahwa anak kecelakaan. "Modusnya, pelaku menelepon orangtua mengabarkan bahwa anak mereka jatuh di kamar mandi atau kecelakaan dan mengalami pendarahan di kepala. Sang anak memerlukan pengobatan segera dan pelaku minta orangtua segera mengirimkan sejumlah uang melalui rekening. Karena panik, biasanya orangtua mengikuti apa yang diminta. Uang yang diminta pelaku biasanya Rp 3 juta-Rp 7 juta," kata Kepala Kepolisian Resor Batu Ajun Komisaris Besar Leonardus Simarmata di Batu, Senin (20/3). Kelima pelaku yang diringkus adalah In (27) warga Sukamaju, Cilodog, Depok, Jawa Barat; As (29) warga Sidrap, Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan; Hr (34) warga Kopo, Cisarua, Bogor; A (39) warga Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan; dan Jm (38) warga Beji Timur, Depok. Mereka ditangkap di dua tempat berbeda. In, As, Hr, dan A diringkus di Citayam, Depok, pada 16 Maret. Dari hasil pengembangan, dua hari kemudian ditangkap JM di daerah Tamansari, Jakarta Barat. Dari tangan pelaku diamankan barang bukti, antara lain, buku tabungan dengan nama orang lain, telepon seluler, flash disc, satu bundel surat edaran pemutakhiran data semua sekolah di Indonesia, satu bundel data siswa SD-SMK se-Indonesia, laptop tempat menyimpan data, serta satu stempel Mahkamah Agung dan satu stempel Kementerian Pertanian yang diduga palsu.Menurut Simarmata, penangkapan tersangka berawal dari laporan orangtua siswa SD Katolik (SDK) Sang Timur, Batu. Ada 30 orangtua murid mendapatkan telepon dari pelaku pada 6 Maret lalu. Awal Januari lalu sejumlah wali murid SDK Sang Timur juga mendapat telepon serupa. Akibatnya, banyak orangtua siswa yang panik dan datang ke sekolah untuk menanyakan kondisi anak mereka. Kerja sistematisMenurut Simarmata, keempat pelaku (Ii, As, Hr, dan A) diringkus saat sedang menelepon orangtua siswa. Mereka bekerja secara sistematis, ada pembagian tugas, yakni sebagai guru, dokter, apoteker, dan petugas satpam. Tujuannya untuk meyakinkan calon korban. Adapun Jm menjadi penyuplai data pribadi orangtua siswa berikut nomor telepon mereka.Pelaku tidak hanya beroperasi di Batu, tetapi juga di Mojokerto, Madiun, Kediri, Blitar, Pasuruan, Gorontalo, Cimahi, Cilegon, Bontang, dan Bogor. Ada juga Bengkulu, Dumai, Banjarmasin, Banjarbaru, Bandung, Bandar Lampung, Ambon, Sintang, dan Magelang. "Australian Independent School juga disasar," ujar Simarmata yang masih mengembangkan kasus ini.Sementara itu, JM mengatakan dirinya baru satu kali ikut dalam aksi penipuan ini. Peranannya hanya mengantarkan flash disc kepada anggota yang lain. "Saya baru kenal (dengan kelompok tersebut) hari itu saja. Cuma nganterin doang flash disc. Setiap nganter diberi Rp 100.000-Rp 200.000," kata JM yang mengaku sehari-hari bekerja sebagai tukang ojek. (WER)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000