logo Kompas.id
NusantaraTruk Nongas Diakomodasi
Iklan

Truk Nongas Diakomodasi

Oleh
· 3 menit baca

GRESIK, KOMPAS — PT Terminal Teluk Lamong, Gresik, Jawa Timur, akhirnya membuka akses bagi truk peti kemas yang berbahan bakar selain gas untuk beroperasi di area pelabuhan. Kebijakan ini dilakukan guna meningkatkan minat pengusaha untuk melakukan bongkar muat di pelabuhan itu.Terminal Teluk Lamong adalah anak perusahaan milik PT Pelabuhan Indonesia III yang dibangun sebagai pengembangan dari Pelabuhan Tanjung Perak. Sejak dibuka pada akhir 2014, seluruh kegiatan pengangkutan peti kemas di area pelabuhan menggunakan truk milik pelabuhan yang berbahan bakar gas. Sebab, pelabuhan itu menerapkan teknologi hijau agar tidak merusak lingkungan sekitar."Sejak satu minggu lalu, truk kontainer yang memenuhi standar emisi gas buang euro 4 sudah bisa masuk ke area pelabuhan," kata Direktur Teknik PT Terminal Teluk Lamong Robby Dayoh, seusai kunjungan kerja Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Senin (20/3), di Terminal Teluk Lamong, Gresik, Jatim.Setelah memenuhi standar gas buang, truk itu harus didaftarkan untuk bisa membawa peti kemas ke dalam area pelabuhan. Saat ini, kata Robby, ada sekitar 5.000 truk peti kemas yang sudah bisa masuk ke area tersebut. Untuk truk yang belum memenuhi standar itu, diwajibkan menurunkan peti kemas di area transfer lalu muatannya diangkut menggunakan truk berbahan bakar gas milik pelabuhan. Ada 70 truk yang disiapkan pelabuhan untuk proses tersebut.Luhut mengatakan, Terminal Teluk Lamong perlu memadukan kendaraan berbahan bakar gas dan nongas untuk operasional di area pelabuhan. Hal itu untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan integrasi sejumlah pihak yang berkepentingan di pelabuhan.Semakin banyak pihak yang bisa diajak bekerja sama, diharapkan meningkatkan produktivitas. Sebab, pengguna jasa pelabuhan mendapatkan pilihan untuk menggunakan pelayanan. "Jangan sampai penggunaan teknologi yang canggih justru membuat produktivitas pelabuhan tidak maksimal," ujarnya.Pada Januari 2017, tercatat ada 25.000 peti kemas dikirim dari Pelabuhan Teluk Lamong. Lalu menjadi 33.000 peti kemas pada Februari. Ditargetkan ada 400.000 peti kemas dikirim dari pelabuhan itu pada 2017, naik dari tahun lalu 244.000 peti kemas.Tuntut harga turunSementara itu, sejumlah pengusaha baja lapis mengeluhkan tingginya harga gas industri. Sebab, naiknya harga gas untuk industri memicu kenaikan harga produksi yang bisa mengakibatkan industri ini tidak kompetitif. Industri baja impor bisa menggerus pasar domestik karena harga dari produsen dalam negeri bisa lebih mahal.Direktur Eksekutif Indonesia Zinc Aluminium Steel Industry (IZASI) Rhea Sianipar mengatakan, tingginya harga gas untuk industri yang mencapai 8-12 dollar AS per juta metrik british thermal unit (MMBTU) membuat industri baja lapis lokal tak bisa bersaing. Sebab, harga gas berpengaruh pada harga bahan baku, yakni baja canai panas (hot rolled coil/HRC) dan baja canai dingin (cold rolled coil/CRC)."Faktor terbesar dalam industri baja lapis middle stream adalah pengaruh harga CRC sekitar 75 persen sehingga pengaruh naik dan turun harga gas pada industri hulu sangat berimbas terhadap mata rantai industri baja secara keseluruhan," ujar Rhea.Harga gas yang tinggi menimbulkan efek bola salju terhadap nilai kompetitif industri baja dalam negeri. Saat ini, industri lokal bisa memasok sekitar 40 persen kebutuhan dalam negeri. Mereka harus bersaing dengan baja impor dari Vietnam dan Malaysia. "Jika tidak diturunkan, bisa berpotensi mengurangi pasar industri lokal karena kalah bersaing," katanya.Dia berharap pemerintah merealisasikan harga gas untuk industri di kisaran 6-7 dollar AS per MMBTU. Dengan harga gas murah, harga bahan baku ikut murah. Produk yang dihasilkan berharga yang bisa bersaing dengan produk impor. (ETA/SYA)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000