logo Kompas.id
NusantaraRibuan Bangunan Hambat...
Iklan

Ribuan Bangunan Hambat Reaktivasi

Oleh
· 3 menit baca

GARUT, KOMPAS — Ribuan bangunan yang telanjur berdiri di sepanjang jalur kereta api nonaktif Cibatu-Garut Kota-Cikajang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, diprediksi menghambat rencana PT Kereta Api Indonesia untuk mereaktivasi jalur kereta api itu. Pengamatan Kompas, Rabu (22/3), hampir semua stasiun di jalur itu juga tidak terawat. Jalur kereta Garut-Cikajang dinonaktifkan sejak November 1982, sedangkan jalur kereta Cibatu-Garut dinonaktifkan sejak Februari 1983. Setelah puluhan tahun nonaktif, banyak warga memanfaatkan lahan PT KAI di jalur itu, mulai dari untuk rumah, kantor organisasi kepemudaan, lahan pertanian, hingga pasar.Bangunan stasiun sesungguhnya tetap berdiri, tetapi Stasiun Cikajang dan Cisurupan, misalnya, nyaris tidak lagi beratap. Senior Manager Aset PT KAI Daerah Operasi II Bandung Mario Eduard, Rabu, mengatakan, pemanfaatan aset diperbolehkan selama ada ikatan kontrak. Namun, dia mengatakan, ada banyak bangunan yang didirikan tanpa ikatan kontrak."Kalau ada kontrak, sistemnya sewa per tahun, per lima tahun, dan dapat diperpanjang. Jadi, ada mekanisme untuk memanfaatkan lahan PT KAI secara legal. Penyewanya juga diwajibkan menjaga aset PT KAI," ujarnya.Dalam kontrak juga diatur, PT KAI berhak meminta dan menggunakan lahan apabila jalur itu direaktivasi. "Kalau mereka tidak mau bongkar, kami yang bongkar," ucapnya. Mario mengatakan, sosialisasi, pendataan, dan pemanfaatan aset PT KAI di Cikajang akan dilakukan pada 28 Maret 2017. Dia mengimbau warga yang menggunakan lahan PT KAI untuk menghadiri sosialisasi. Pemerintah Kabupaten Garut juga mendukung reaktivasi jalur kereta Cibatu-Garut Kota-Cikajang itu. Jalur itu diyakini mendongkrak perekonomian karena menambah aksesibilitas, memperlancar distribusi, dan memaksimalkan potensi wisata."Kami menghubungi Kementerian Perhubungan supaya mempercepat reaktivasi jalur itu," ujar Wakil Bupati Garut Helmi Budiman. Dia berharap jalur itu dapat beroperasi pada 2022. Kereta Wonogiri-SoloDi Jawa Tengah, PT KAI membidik para pelaju untuk mendongkrak tingkat keterisian penumpang Kereta Api Batara Kresna rute Wonogiri-Solo. Saat ini, tingkat keterisiannya berkisar 50-60 persen. "Pada hari Senin-Jumat, keterisian penumpang Batara Kresna hanya 50-60 persen, sedangkan pada akhir pekan dan hari libur, Sabtu-Minggu, mencapai 100 persen," kata Manajer Humas PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta Eko Budiyanto di Wonogiri. Untuk mendongkrak jumlah penumpang, lanjutnya, PT KAI membidik para pelaju dari Wonogiri yang sehari-hari bekerja di Kota Solo. Karena itu, mulai 1 April, PT KAI mengubah jadwal. "Batara Kresna diberangkatkan dari Stasiun Purwosari, Solo, pukul 04.00 dan tiba di Stasiun Wonogiri pukul 05.45. Dari Wonogiri berangkat pukul 06.00 dan tiba di Stasiun Solo Kota pukul 07.26 serta tiba di Purwosari pukul 07.45," papar Eko. Kini, KA Batara Kresna berangkat dari Stasiun Purwosari pukul 06.00 dan tiba di Wonogiri pukul 07.45, kemudian berangkat dari Wonogiri pukul 08.00 dan tiba di Purwosari pukul 09.45. (TAM/RWN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000