PADANG SIDIMPUAN, KOMPAS — Banjir bandang menerjang Kota Padang Sidimpuan, Sumatera Utara, Minggu (26/3/2017) malam. Lima orang ditemukan tewas, satu orang hilang, dan empat orang lainnya luka. Lebih dari 400 warga kini masih mengungsi. Akibat banjir bandang, luapan dari Sungai Batang Ayumi, itu, sejumlah 33 rumah hanyut terbawa arus, 17 rumah rusak, dan 7 kendaraan hanyut.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Sumatera Utara Komisaris Besar Rina Sari Ginting, Senin (27/3/2017), mengatakan, banjir bandang terjadi setelah hujan deras melanda Kota Padang Sidimpuan dan Kabupaten Tapanuli Selatan sejak Minggu sekitar pukul 16.00. ”Menjelang malam, gelombang banjir bandang menerjang permukiman di enam kecamatan di Kota Padang Sidimpuan,” katanya.
Enam kecamatan yang terdampak yakni Kecamatan Padang Sidimpuan Batunadua, Padang Sidimpuan Utara, Padang Sidimpuan Hutaimbaru, Padang Sidimpuan Selatan, Padang Sidimpuan Tenggara, dan Padang Sidimpuan Angkola Julu.
Dari lima korban meninggal, kata Rina, empat di antaranya sudah berhasil diidentifikasi, yakni Syahriana Situmorang (45), Rofiah Sarumpet (8), Sakinah Sarumpet (10), dan Saykum Sarumpet (48). Satu orang lagi masih dalam proses identifikasi. Kelimanya merupakan warga Kelurahan Lubuk Raya, Kecamatan Padang Sidimpuan Hutaimbaru.
Rina mengatakan, pada saat banjir bandang menerjang, sebagian besar warga berada di dalam rumah karena hujan deras. ”Mereka berhasil menyelamatkan diri karena warga langsung berteriak meminta warga yang lain menyelamatkan diri,” kata Rina.
Hingga Senin siang, menurut Rina, petugas dari berbagai instansi masih berfokus melakukan pencarian. Para petugas juga sudah membangun pos pengungsian bagi warga yang rumahnya rusak atau hanyut. Para petugas itu terdiri dari aparat Polres Padang Sidimpuan 200 orang, Brimob Polda Sumut 60 orang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang Sidimpuan 100 orang, dan petugas kesehatan 50 orang. Para petugas dilengkapi beberapa unit alat berat ekskavator.