logo Kompas.id
NusantaraSeorang Warga Dihakimi Massa...
Iklan

Seorang Warga Dihakimi Massa karena Isu Penculikan Anak

Oleh
· 2 menit baca

PONTIANAK, KOMPAS — Kabar bohong mengenai penculikan anak yang akhir-akhir ini merebak di Kalimantan Barat menimbulkan korban jiwa. Maman Budiman (53), warga Pontianak, tewas dihakimi massa, Minggu (26/3), karena dicurigai sebagai pelaku penculikan anak. Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Inspektur Jenderal Musyafak, Selasa (28/3), mengatakan, Maman Budiman merupakan warga Pontianak asal Bandung, Jawa Barat. Hari Minggu lalu, Maman mencari rumah anak kandungnya di Kecamatan Sadaniang, Kabupaten Mempawah, untuk berjumpa dengan cucunya. "Namun, Maman tak tahu persis letak rumah anaknya. Gerak-gerik Maman membuat warga curiga. Apalagi, sedang merebak isu penculikan anak. Massa langsung mengeroyok Maman sehingga menimbulkan luka parah di tubuhnya," ujar Musyafak. Aparat kepolisian berupaya mengamankan korban. Namun, saat polisi ingin mengevakuasi Maman ke mobil patroli, massa makin beringas. Massa menerobos pengawalan polisi dan kembali memukuli Maman sehingga korban meninggal. Musyafak meminta warga jangan lagi mudah percaya kabar bohong. "Hukum juga harus ditegakkan. Kami akan memproses siapa pun yang telah menyebarkan kabar bohong," katanya. Pengamat sosial dari Sekolah Tinggi Pastoral Santo Ignatius Pontianak, Kristianus Atok, mengatakan, agar masyarakat tidak mudah terprovokasi kabar bohong, aparat keamanan hendaknya intensif menemui masyarakat untuk memberikan bimbingan. Aparat keamanan juga diminta mencermati isu yang ada di masyarakat. Tingkatkan kewaspadaan Maraknya isu penculikan anak mendorong Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, menerbitkan surat edaran. Surat edaran tersebut mengajak sekolah dan orangtua siswa untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas siswa di luar rumah."Surat telah diedarkan Senin (27/3) kemarin ke seluruh sekolah. Kami mendorong sekolah, masyarakat terutama orangtua, untuk mengetahui rutinitas anak mereka baik saat di sekolah maupun di tengah masyarakat," ujar Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Bantul Totok Sudarto, Selasa. Totok mengatakan, siswa sekolah dasar sedapat mungkin pulang secara bersamaan. Terlebih lagi jika orangtua siswa berhalangan menjemput. "Komunikasi antara sekolah dan orangtua juga harus efektif agar semua saling waspada. Siswa juga harus waspada, jangan mudah percaya dengan orang yang baru dikenal," ujarnya. Sepanjang Maret ini, di wilayah DI Yogyakarta terdapat empat laporan percobaan penculikan. (ESA/DIM)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000