logo Kompas.id
NusantaraKeluarga Korban Kecewa
Iklan

Keluarga Korban Kecewa

Oleh
· 3 menit baca

PALEMBANG, KOMPAS — Keluarga QZ (19), salah satu mahasiswa yang tewas saat mengikuti Latihan Dasar Organisasi yang diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya, kecewa. Sampai saat ini, panitia acara kegiatan tersebut belum datang untuk menjelaskan kronologi penyebab insiden itu. Dua mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FKIP Unsri angkatan 2016, QZ dan Muhammad Taufik Hidayat (18), tewas saat mengikuti Latihan Dasar Organisasi (LDO) BEM FKIP Unsri di Indralaya, Minggu pukul 15.00. Mereka tenggelam saat melintasi rawa di belakang Unsri. Menurut Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan FKIP Unsri Syarifuddin Gani, kegiatan luar ruangan pada Minggu tidak memiliki izin. Atas dasar itu, kegiatan tersebut diduga ilegal.Ibu kandung QZ, Hurmaidah (52), seusai peringatan tiga hari meninggalnya QZ di rumahnya di kawasan Kebun Bunga, Kecamatan Sukarami, Palembang, Rabu (29/3) malam, mengungkapkan kekecewaannya. "Saya tidak minta apa-apa. Saya hanya minta pihak yang bertanggung jawab, terutama panitia kegiatan, beritikad baik untuk datang dan menceritakan sejujurnya penyebab peristiwa kemarin," ujar Hurmaidah. Keluarga QZ mengundang para saksi yang menyaksikan kejadian, yakni peserta LDO BEM FKIP Unsri dan petugas satpam Unsri. Para saksi sudah dua kali diminta datang untuk menjelaskan kronologi peristiwa di rumah duka pada Selasa (28/3) malam dan Rabu malam. Meski demikian, pihak keluarga belum bisa menerima keterangan para saksi. Sebab, dari 20 saksi yang diundang, para peserta laki-laki LDO BEM FKIP Unsri yang datang hanya delapan orang. Mereka yang datang mengaku tidak bersentuhan langsung dengan QZ saat peristiwa terjadi. Adapun panitia tidak ada yang hadir.Hurmaidah hanya puas dengan penjelasan petugas satpam Unsri. Satpam Unsri mengatakan, rawa itu memiliki kedalaman sekitar 10 meter dan berlumpur. Satpam menemukan jasad korban dalam kondisi tegak dengan sebagian badan terkubur dalam lumpur di dasar rawa. "Harusnya panitia memperhitungkan risiko jika memaksa peserta yang tidak bisa berenang masuk ke dalam rawa. Apalagi, tidak ada perlengkapan pengaman seperti pelampung dalam kegiatan itu," kata Hurmaidah. Pihak keluarga akan kembali mengundang panitia dan peserta LDO BEM FKIP Unsri, serta Dekanat FKIP Unsri untuk memberikan penjelasan. "Jika tetap tak ada iktikad baik, kami tak segan untuk memperjuangkan kasus ini ke jenjang lebih tinggi," ujarnya. Komitmen Unsri Syarifuddin Gani seusai ta\'ziah mengatakan, pihaknya berkomitmen memfasilitasi keinginan keluarga mahasiswa yang meninggal. Pihaknya berjanji untuk menghadirkan panitia dan semua peserta untuk menjelaskan kronologi peristiwa tersebut. "Kami tak akan menutup-nutupi peristiwa ini. Semuanya akan kami sampaikan secara jujur dan terbuka. Namun, saat ini panitia dan sejumlah peserta masih diperiksa polisi," kata Gani. Kompas belum bisa menghubungi para panitia LDO BEM FKIP Unsri. Mereka masih diperiksa di Kantor Kepolisian Resor Ogan Ilir. Menurut Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Ogan Ilir Ajun Komisaris Ginanjar Aliya Sukmana mewakili Kepala Polres Ogan Ilir Ajun Komisaris Besar Muhammad Arief Riva, anggota panitia LDO BEM FKIP Unsri mulai diperiksa sejak Selasa. Pada Kamis (30/3), pihaknya selesai meminta keterangan 14 anggota panitia, termasuk ketuanya. Selanjutnya, kepolisian akan memanggil para peserta yang ikut dalam kegiatan itu. (DRI)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000