logo Kompas.id
NusantaraTingkatkan Pelayanan bagi...
Iklan

Tingkatkan Pelayanan bagi Penyandang Disabilitas

Oleh
· 3 menit baca

SOREANG, KOMPAS — Pelayanan kesehatan ramah disabilitas belum dapat diwujudkan secara merata dan konsisten di semua daerah di Jawa Barat. Kondisi ini rentan menurunkan kualitas kesehatan penyandang disabilitas. "Pemerintah daerah harus didorong agar menyediakan pelayanan kesehatan yang setara bagi penyandang disabilitas. Hal itu diwujudkan lewat regulasi mengikat dan wajib dilakukan setiap rumah sakit daerah," kata Direktur Bandung Independent Living Center (BILiC) Yuyun Yuningsih seusai peluncuran Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majalaya di Kabupaten Bandung, Kamis (30/3). BILiC adalah organisasi pendamping penyandang disabilitas. RSUD Majalaya merupakan rumah sakit daerah pertama di Jabar yang menerapkan pelayanan kesehatan ramah penyandang disabilitas. Hal itu merupakan hasil kerja sama RSUD Majalaya dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, BILiC, dan lembaga internasional pendampingan penyandang disabilitas Christoffel Blindenmission (CBM).Yuyun mengatakan, kemauan RSUD Majalaya meningkatkan pelayanan pada penyandang disabilitas harus menjadi contoh bagi rumah sakit lain. Direktur Utama RSUD Majalaya Grace Mediana mengatakan, upaya ini menjadi salah satu syarat akreditasi rumah sakit. Hal itu yakni memberikan pelayanan kesehatan ramah penyandang disabilitas sehingga bisa meningkatkan minat dan kemauan mereka untuk memeriksakan kesehatan ke rumah sakit. "Kami bekerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat," katanya. Menurut Grace, untuk melengkapi infrastruktur rumah sakit ramah penyandang disabilitas, pihaknya mengalokasikan dana sekitar Rp 30 juta.Yuyun yakin, apa yang dilakukan RSUD Majalaya dan dukungan pemerintah daerah akan meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan penyandang disabilitas di Kabupaten Bandung."Personel kesehatan di RSUD Majalaya mau belajar melayani penyandang disabilitas. Mereka belajar berkomunikasi dan melayani pasien disabilitas netra, tuli, serta daksa," kata Yuyun.Pendekatan khususYuyun mencontohkan pendekatan yang harus dilakukan terhadap pasien disabilitas tuli. Rumah sakit menyediakan informasi berupa teks yang dipampang sebagai informasi visual. Pemanggilan pasien menggunakan penomoran digital.Menurut Yuyun, ini baru langkah awal guna meningkatkan kualitas kesehatan penyandang disabilitas. Dari 62 puskesmas di Kabupaten Bandung, baru tujuh puskesmas yang siap memberikan pelayanan kesehatan ramah penyandang disabilitas. Hal ini akibat minimnya infrastruktur kesehatan dibandingkan penyandang disabilitas sebanyak 9.351 orang di Kabupaten Bandung.Salah satu puskesmas yang menyelenggarakan layanan ramah penyandang disabilitas ada di Kecamatan Cimaung. Puskesmas ini memiliki fasilitas seperti ramp (bidang miring) untuk pengguna kursi roda, toilet yang dilengkapi pegangan, dan ruang pemeriksaan yang dilengkapi dengan informasi dalam huruf Braille.Salah satu pasien penyandang disabilitas, Alit Samsudin (41), mengatakan, fasilitas layanan penyandang disabilitas membuat dia nyaman. Pengguna kursi roda diberi akses melalui ramp.Koordinator Proyek Sistem Layanan Kesehatan Mata yang Efektif dan Inklusif CBM Tumpal Sujadi mengatakan, sosialisasi kepada penyandang disabilitas terkait perbaikan layanan kesehatan penting. Selama ini, banyak penyandang disabilitas enggan ke puskesmas atau RS. (SEM/TAM)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000