logo Kompas.id
NusantaraJenazah Pilot Berhasil...
Iklan

Jenazah Pilot Berhasil Dievakuasi

Oleh
· 2 menit baca

JAYAPURA, KOMPAS — Tim Search and Rescue gabungan berhasil mengevakuasi jenazah Komisaris Rio Pasaribu, pilot pesawat Grand Caravan bernomor registrasi PK-FSO yang jatuh di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Jumat (14/4). Jenazah almarhum telah pula diterbangkan ke Jakarta. Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, jenazah Rio dievakuasi dari lokasi jatuhnya pesawat di Bukit Anem, Kobikop, Pegunungan Bintang. Dengan helikopter Airfast milik PT Freeport Indonesia, jenazah kemudian diterbangkan ke Oksibil, ibu kota Pegunungan Bintang, Jumat pukul 11.00 WIT. Pada pukul 13.25 WIT, jenazah tiba di Bandara Sentani, Jayapura, kemudian diterbangkan ke Jakarta dengan pesawat Batik Air pada pukul 17.25 WIT. Sebelum dimakamkan, jenazah almarhum akan disemayamkan di rumah kerabatnya di Pondok Cabe, Tangerang Selatan.Pilot berpengalamanMenurut Ahmad, almarhum adalah pilot yang berpengalaman. "Sudah berulang kali almarhum terbang dari Boven Digoel ke Pegunungan Bintang. Mungkin ada faktor cuaca yang menyebabkan insiden ini," ujar Ahmad.Pada Rabu (12/4), pesawat Grand Caravan yang dipiloti Rio lepas landas dari Bandar Udara Tanah Merah di Kabupaten Boven Digoel pukul 11.44 WIT. Menurut jadwal, pesawat milik PT Spirit Avia Sentosa itu mendarat di Bandara Oksibil pukul 13.00 WIT. Namun, pesawat hilang kontak dengan menara pengawas pada pukul 12.40 WIT.Pesawat Grand Caravan itu tidak mengangkut penumpang, melainkan hanya membawa barang-barang kebutuhan pokok dengan total berat mencapai 1.225 kilogram.Sementara itu, ditemui di Bali, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pihaknya menunggu hasil investigasi dari tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam kecelakaan pesawat tersebut. "Kami sangat menunggu hasil investigasi KNKT. Sebab, hasil investigasi itu dapat menjadi dasar rekomendasi kami untuk penerbangan di Papua," kata Budi. Perwakilan KNKT wilayah Papua Norbert Tunyanan, dihubungi terpisah, mengatakan, tiga pegawai KNKT telah berada di Oksibil untuk menyelidiki penyebab kecelakaan pesawat milik PT SAS tersebut. Menurut Norbert, sejak 2009 terjadi tiga kali kecelakaan pesawat terbang di wilayah Oksibil. "Bukan hanya faktor cuaca yang menyebabkan terjadinya kecelakaan, melainkan juga faktor kelalaian manusia. Apabila kondisi cuaca buruk, pilot tidak boleh memaksakan diri mendarat," kata Norbert.Meski demikian, KNKT memang belum menyimpulkan penyebab kecelakaan pesawat Grand Caravan tersebut. Investigasi KNKT juga demi perbaikan penerbangan bukan mencari siapa yang bersalah. (FLO/COK)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000