logo Kompas.id
NusantaraPenyelesaian BIJB Butuh...
Iklan

Penyelesaian BIJB Butuh Dukungan Pemerintah

Oleh
· 3 menit baca

MAJALENGKA, KOMPAS — Sejumlah masalah, seperti pengadaan lahan dan sarana pendukung, masih menyelimuti pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka. Dibutuhkan dukungan pemerintah pusat untuk mempercepat pembangunan bandara yang ditargetkan beroperasi 2018 itu.Menurut Direktur Utama PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Virda Dimas Ekaputra, saat ini pembangunan sisi darat bandara masih sesuai jadwal, yakni 40 persen. "Kendalanya saat ini adalah lahan dan pembangunan akses ke tol, seperti Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan)," ujar Virda di Majalengka, Minggu (16/4).BIJB ditargetkan beroperasi pada Februari 2018 dan akan menjadi bandara terbesar di Jabar. Dengan jumlah penduduk sekitar 47 juta jiwa, Jabar sangat potensial. Apalagi, tahun 2016 lalu, sekitar 20 persen dari 800.000 peserta umrah berasal dari Jabar. BIJB nantinya ditargetkan dapat menampung pesawat Boeing 737 dan melayani 2,7 juta orang per tahun.Saat ini, dari 1.800 hektar kebutuhan bandara, 800 hektar lahan belum dibebaskan. Sosialisasi kepada warga yang lahannya terdampak sudah dilakukan Pemprov Jabar. "Tinggal kesiapan dana saja," kata Virda.Selain itu, akses ke bandara melalui Tol Cisumdawu juga perlu segera diselesaikan. Virda mengatakan, jalan tol itu penting untuk menggaet pasar di daerah Jabar bagian tenggara dan selatan, termasuk Kota Bandung. Fikri Arif, pejabat pembuat komitmen Satuan Kerja Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, mengatakan, target tahap pertama pembangunan sudah rampung hingga 80 persen. Pihaknya telah mengajukan usulan dana Rp 600 miliar untuk penyelesaian pembangunan sisi udara.Pembenahan dan promosi Dari Sumenep, Madura, Jawa Timur, dilaporkan, pembenahan obyek wisata di Jatim dilakukan sesuai selera pengelola dan pemda tanpa menjalin sinergi dengan pihak terkait. Di tengah ketersediaan penginapan dan transportasi, termasuk sanitasi, yang umumnya masih sangat minim dan asal ada, pemda kurang serius dalam pengelolaan obyek wisata. Banyak daerah dengan obyek keindahan alam yang luar biasa di Jatim, kata Ketua Dewan Pariwisata Indonesia Jatim, Yusak Anshori, Minggu. Namun, semua itu tidak optimal karena minim penginapan dan sarana transportasi. Upaya menata, mengemas, dan mempromosikan obyek-obyek wisata yang luar biasa banyak dilakukan sesuai selera pengelola, bukan dari sudut pandang turis. Bagaimana turis asing dan lokal mau datang dan membawa teman jika pada kunjungan pertama sudah kecewa. Minimnya penginapan dan transportasi diakui Wakil Bupati Sumenep Achmad Fauzi. Pemkab Sumenep sedang mencari cara menambah kapal yang hilir mudik ke pulau di Sumenep, yaitu Gili Labak, Gili Genting, dan Gili Iyang. Prioritas pada tahun kunjungan wisata 2018 sudah digarap sejak sekarang dengan membenahi sarana-prasarana. (IKI/ETA)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000