logo Kompas.id
NusantaraMasyarakat Gelar Doa Bersama
Iklan

Masyarakat Gelar Doa Bersama

Oleh
· 3 menit baca

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Sekitar 100 warga asal Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, menggelar doa bersama di Tugu Adipura, Kota Bandar Lampung, Kamis (20/4) malam. Doa bersama digelar untuk mengenang kematian lima pelajar asal Jabung yang ditembak mati polisi karena disangka pencuri kendaraan bermotor.Selain menggelar doa bersama, warga juga menyalakan lilin dan menaburkan bunga sebagai bentuk simpati terhadap kematian lima pelajar itu. Para tokoh masyarakat asal Jabung juga berorasi mendesak agar Mabes Polri segera mengusut kasus penembakan itu.Dalam acara itu, sejumlah warga juga menampilkan atraksi pencak silat. Lewat atraksi itu, mereka ingin menunjukkan bahwa Jabung bukanlah daerah yang identik dengan tindak kriminal.Lima pelajar yang ditembak mati oleh aparat Polresta Bandar Lampung adalah Indra Saputra (17), Yogi Yudistira (20), Saparudin (20), Herman Efendi (17), dan Riko Aditia Nurliadi (17). Polisi menyebut kelima pelajar itu terlibat dalam 30 kali pencurian sepeda motor di Bandar Lampung.Camat Jabung Usman Basri mengatakan, masyarakat Jabung mendesak Mabes Polri dan Komnas HAM untuk segera mengusut kasus penembakan lima pelajar itu. Lima pelajar yang dituduh pencuri kendaraan bermotor itu tidak pernah memiliki catatan kejahatan. Selama ini, keluarga dan aparat desa setempat tidak pernah mendapat panggilan dari polisi. Polisi juga didesak membuka kasus-kasus yang diduga melibatkan lima pelajar itu."Keluarga dan masyarakat Jabung sangat berduka dengan tindakan aparat polisi yang menembak mati lima pelajar itu. Mereka dihukum sebelum ada proses pembuktian atas tuduhan itu," kata Usman.Warga terlukaMenurut Usman, warga Jabung juga terluka atas beredarnya foto aparat polisi yang berpose bersama jasad lima pelajar itu. Sekalipun mereka dinyatakan bersalah, jasad lima pelajar itu semestinya diperlakukan dengan baik.Banyaknya pelaku kriminal asal Jabung yang tertangkap polisi membuat kecamatan itu dicap sebagai sarang pelaku tindak kriminal. Dari 15 desa yang ada di Kecamatan Jabung, tiga desa yang kerap dicap buruk adalah Desa Negara Batin, Negara Saka, dan Jabung. Padahal, kata Usman, tidak semua warga asal jabung pelaku kriminal. "Masih banyak pemuda asal Jabung yang aktif berorganisasi dan memiliki prestasi yang gemilang," katanya.Kepala Desa Negara Batin Mansyur Syah pun mempertanyakan mengapa sebelumnya polisi tidak pernah melakukan pemanggilan jika memang kelima pelajar itu dijadikan tersangka. Dia menyayangkan tindakan polisi yang justru menembak mati lima pelajar itu.Mansyur mengatakan, desakan warga agar Mabes Polri mengusut kasus itu jangan diartikan sebagai upaya untuk melindungi pelaku kriminal. Selama ini, warga berkomitmen mendukung polisi untuk menindak warganya yang terlibat tindak pidana. "Kalau ada warga yang melakukan tindak pidana, kami tidak segan untuk menyerahkannya ke kantor polisi," ujarnya.Menurut Mansyur, polisi juga diminta memberantas narkoba hingga ke pedesaan. Selama ini, narkoba dinilai menjadi faktor utama yang menyebabkan warga nekat melakukan tindak kriminal.Direktur Lembaga Bantuan Hukum Bandar Lampung Alian Setiadi mengatakan, keluarga menemukan sejumlah kejanggalan. Dia mencontohkan, selain luka tembak, ada jasad yang mengalami patah leher. Keluarga juga menduga anak mereka ditangkap dalam kondisi hidup sebelum ditembak. Dugaan itu muncul karena polisi dapat mengetahui identitas mereka secara lengkap meskipun para pelajar itu tidak membawa identitas. (VIO)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000