logo Kompas.id
NusantaraTerbentuk Dua Danau Baru
Iklan

Terbentuk Dua Danau Baru

Oleh
· 3 menit baca

KABANJAHE, KOMPAS — Dua genangan air mirip danau seluas masing-masing 5 hektar dan 7 hektar terbentuk di hulu Sungai Lau Borus, 3 kilometer dari Kawah Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Danau itu terbentuk setelah material vulkanis membendung aliran Sungai Lau Borus. Warga diminta waspada karena genangan air yang terdapat di Desa Berastepu dan Desa Kotatonggal itu sewaktu-waktu dapat jebol menerjang permukiman. Aktivitas gunung yang hingga kini berstatus Awas itu juga telah membentuk 50 juta meter kubik material vulkanis di lereng gunung yang berpotensi menjadi lahar hujan saat hujan mengguyur Sinabung. Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Karo Natanael Peranginangin yang dihubungi dari Medan, Selasa (25/4), meminta warga menjauhi zona merah atau zona berbahaya. Warga yang bermukim di sekitar aliran Sungai Lau Borus juga perlu waspada meskipun tidak berada di zona merah. Apalagi, saat ini intensitas hujan di sekitar Gunung Sinabung tinggi. "Material vulkanis yang membendung Sungai Lau Borus pun tidak stabil. Material itu bisa jebol sewaktu-waktu, genangan air itu dapat menerjang permukiman warga," katanya.Natanael mengatakan, pihaknya bersama petugas gabungan terus menjaga pintu masuk zona merah. Namun, sejumlah masyarakat tetap nekat masuk untuk bertani. Beberapa warga datang ke genangan air itu sekadar melihat-lihat. Padahal, awan panas guguran selalu meluncur ke arah danau itu. Bahkan, ada beberapa orang yang nekat mandi di danau dengan kedalaman sekitar 7 meter tersebut.Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung Armen Putra mengatakan, pihaknya belum dapat mengidentifikasi mendalam dua danau baru itu karena letaknya persis di jalur awan panas, di sisi timur kawah gunung. "Dugaan sementara, danau terbentuk karena badan sungai terbendung material vulkanis," katanya.Dikatakan, badan Sungai Lau Borus terbendung sejak Minggu (9/4). Saat itu, kubah lava bervolume 1,9 juta meter kubik runtuh sebagai awan panas guguran. Sungai itu terbendung, lalu sebagian meluap dan membentuk genangan mirip danau. Di dasar danau diduga terdapat banyak material vulkanis berupa batu. Karena itu, warga diimbau jangan mendekat ke danau itu. Jika danau itu jebol, material itu diperkirakan akan terbawa arus air. Daerah di sekitar danau juga sangat berbahaya karena menjadi jalur awan panas guguran.Awan panas guguran, kata Armen, masih terus terjadi setiap hari. Pada Selasa (25/4) hingga pukul 15.00, awan panas guguran terjadi satu kali dengan jarak luncur 1.000 meter mengarah ke timur atau ke arah dua danau itu. Gunung Sinabung juga erupsi tiga kali, dua di antaranya mempunyai tinggi kolom 800 meter dan satu lagi 1.000 meter.Awan panas juga diperkirakan akan terus terjadi karena masih ada 500.000 meter kubik kubah lava siap meluncur. (NSA)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000