logo Kompas.id
NusantaraPerbaiki Sadapan dan Remajakan...
Iklan

Perbaiki Sadapan dan Remajakan Pohon Karet

Oleh
· 3 menit baca

PONTIANAK, KOMPAS — Untuk meredam dampak gejolak harga karet di pasar, petani disarankan melakukan sejumlah langkah. Dalam jangka pendek, petani perlu memperbaiki kualitas karet sadapan. Dalam jangka panjang, petani perlu meremajakan pohon karet untuk meningkatkan produktivitas. Ketua Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Kalimantan Barat Jusdar Sutan, Rabu (26/4), mengatakan, petani perlu meningkatkan mutu dengan membuat karet bersih. "Jangan mencampur kayu, pasir, dan sampah ke karet. Itu mengurangi harga," ujarnya. Karet berkualitas buruk dibeli dengan harga murah karena pengusaha akan mengeluarkan biaya tambahan untuk membersihkan sampahnya. Karet murni yang tak terkontaminasi sampah bisa mendongkrak harga. Setidaknya, meredam gejolak harga. Saat ini, harga karet di pabrik pengolahan di Pontianak Rp 8.000 per kg. "Itu harga untuk kadar karet kering 50 persen. Jika kualitas karet petani dijaga, gejolak di pasar internasional tidak terlalu menekan petani karena pabrik membeli dengan harga cukup tinggi," kata Jusdar. Petani juga perlu meremajakan pohon karet agar produktivitas meningkat sehingga penghasilan petani juga meningkat. Catatan Kompas, produktivitas karet Indonesia rata-rata 600 kg per hektar per tahun. Sementara negara lain, seperti Thailand, produktivitasnya 1,8 ton per hektar per tahun. Menurut Jusdar, perlu dukungan pemerintah dalam peremajaan karet. Diharapkan ada tenaga penyuluh yang mendampingi petani untuk mewujudkan itu. Gapkindo akan meninjau efektivitas kebijakan pembatasan ekspor karet. Hal itu awalnya untuk mengendalikan harga di pasar internasional. "Thailand dan Malaysia juga diminta pendapat terkait pembatasan ekspor," katanya. Jusdar juga minta pemerintah meningkatkan penyerapan karet dalam negeri melalui proyek-proyek pemerintah. Matius (35), petani karet di Ketapang, mengatakan, sebetulnya banyak petani menjaga kualitas karet sadapan. Ulah segelintir petani nakal membuat semua petani kena imbas. Petani enggan meremajakan pohon karet karena khawatir kehilangan pendapatan di masa pemeliharaan. Hilirisasi industri Dari Palangkaraya dilaporkan, Kepala Kamar Dagang dan Industri Indonesia Wilayah Kalimantan Tengah Tugiyo mengatakan, kebijakan hilirisasi industri terus didorong karena dinilai jadi solusi bagi petani di Kalimantan Tengah. Jatuhnya harga karet dari Rp 10.500 ke Rp 4.500 per kg beberapa minggu belakangan jadi kondisi untuk mempercepat kebijakan hilirisasi."Kita butuh kebijakan komprehensif. Saat harga karet sedang turun di pasar global, pemerintah harus bisa membangun industri hilir di daerah," kata Tugiyo, Rabu, di Palangkaraya.Kebijakan itu diharapkan mengakomodasi beberapa aspek, mulai dari insentif, kemudahan investasi, perpajakan, hingga penyediaan infrastruktur. Hal itu untuk merangsang iklim investasi. "Petani hanya menjual getah karet mentah. Kalau bisa dijadikan bahan baku atau barang jadi, tentu petani bisa merasakan keuntungannya," ujar Tugiyo.Penjabat Sekretaris Daerah Kalteng Syahrin Daulay mengatakan, Kalteng sangat cocok untuk dibangun pabrik penghasil produk turunan karet, seperti ban dalam usaha otomotif. (ESA/IDO)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000