SEMARANG, KOMPAS – Satu dari dua pelaku perampokan sekaligus pembunuhan Nanik Trimulyani Arifin (72), pengajar Program Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Universitas Diponegoro telah ditangkap. Sementara itu, pelaku lainnya dalam pengejaran.
Kepala Kepolisian Sektor Semarang Tengah Komisaris Kemas Indra Natanegara, saat dihubungi Minggu (30/4/2017) mengatakan, pelaku pembunuhan yakni Suparman (25) dan Supardi (24). Keduanya merupakan warga Kecamatan Watumalang, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
Adapun peristiwa terjadi pada Minggu (23/4/2017) saat Nanik tiba di rumahnya yang juga kos-kosan di Jalan Pelampitan, Kelurahan Bangunharjo, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang. Suparman, salah satu penghuni kos, yang masuk ke kamar lewat ventilasi jendela untuk mencuri barang, terpergok Nanik. Dia lalu mencekik Nanik hingga tewas.
Suparman kemudian bekerja sama dengan Supardi, penjaga kos, untuk mengambil mobil Nanik di Rumah Sakit Telogorejo. Keduanya lalu memasukkan mayat Nanik ke mobil. Mereka kemudian menuju Wonosobo. Di Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara, mereka membuang mayat Nanik di got.
Setelah seminggu tak diketahui keberadaannya, mayat Nanik ditemukan pada Sabtu (29/4) dini hari. Supardi pun lalu ditangkap di Wonsobo.
“Hasil pemeriksaan sementara terhadap Supardi, perampokan dan pembunuhan tersebut memang telah direncanakan,” ujar Kemas.
Saat ini, lanjut Kemas, polisi terus mengejar Suparman, yang diduga merupakan otak perampokan dan pembunuhan tersebut. Adapun sejumlah barang bukti yang dicuri keduanya yaitu televisi, telepon seluler, serta uang senilai Rp 2 juta.
Pantauan Kompas, Minggu siang, tidak ada aktivitas di rumah korban, yang juga merupakan tempat praktik sebagai dokter ahli rehabilitasi medik. Hanya ada dua karangan bunga duka cita di bagian depan rumah.
Pengajar Program Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Undip, Hari Peni Julianti menuturkan, korban adalah pensiunan pegawai Kementerian Kesehatan. Namun, korban masih mengajar mahasiswa program pendidikan dokter spesialis, ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi Undip di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi Semarang.
“Meski sudah berusia 72 tahun, beliau masih tetap mengajar residen (dokter umum yang sedang menempuh pendidikan spesialis) di bidang kardiologi. Terakhir kali menyampaikan kabar lewat grup Whatsapp, sedang berfoto di Taj Mahal, India, setelah itu tak ada kabarnya lagi,” kata Peni.