logo Kompas.id
NusantaraPemilahan Bahan Baku Tebu...
Iklan

Pemilahan Bahan Baku Tebu Diperketat

Oleh
· 4 menit baca

SURABAYA, KOMPAS — Menjelang musim giling tebu akhir Mei ini, 33 pabrik gula di Jawa Timur sepakat memperketat pemilahan dan kualitas tebu yang digiling. Hanya tebu dengan kualitas sesuai standar yang diterima pabrik gula. Kesepakatan dibuat untuk meningkatkan produksi gula sekaligus membangun budaya tanam tebu berkualitas agar petani mendapat untung lebih besar.Kepala Dinas Perkebunan Jawa Timur Samsul Arifien mengatakan itu seusai rapat koordinasi persiapan giling 2017 Jawa Timur, Selasa (2/5), di Surabaya. Acara dihadiri direktur utama perusahaan pengelola pabrik gula di Jatim, yakni PTPN X, PTPN XI, PTPN XII, PT Kebun Tebu Mas, PT Rajawali Nusantara Indonesia, dan PT Kebon Agung.Tahun 2016, menurut Samsul, rata-rata rendemen gula dari pabrik penggilingan tebu di Jatim 6,3 persen dengan produksi gula yang dihasilkan 1.035.000 ton. Padahal, dengan total panen tebu yang mencapai 15.000 ton dari total luas lahan 200.000 hektar, seharusnya bisa didapatkan gula 1,2 juta ton. Semakin tinggi rendemen atau kadar gula dalam batang tebu, maka jumlah gula yang dihasilkan semakin banyak. Dari evaluasi tahun lalu, penyebab rendemen rendah karena banyak petani memanen tebu lebih awal sebelum waktunya. Selain itu, tebu yang masuk ke penggilingan masih terdapat kotoran yang memengaruhi kadar kandungan gula. Tebu yang telah dipanen juga ada yang disimpan terlebih dahulu sebelum dijual ke pabrik gula untuk digiling.Di sisi lain, banyak pabrik tebu yang berebut tebu dari petani. Mereka bersaing karena khawatir tidak mendapatkan bahan baku. Akibatnya, tebu dengan rendemen rendah diterima oleh pabrik gula yang akhirnya membuat kualitas produksi jadi menurun. "Kami tidak ingin penurunan produksi gula terjadi di Jatim yang menjadi penopang produksi gula nasional. Dari total produksi gula nasional sebanyak 2,2 juta ton tahun lalu, hampir separuhnya disuplai dari 33 pabrik tebu di Jatim," kata Samsul.Oleh sebab itu, hanya tebu yang sudah siap panen yang akan ditebang dan masuk penggilingan. Petugas dari perusahaan tebu akan menyeleksi tebu yang masuk ke penggilingan. Perhitungan rendemen dilakukan oleh lembaga independen, Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia, untuk memberikan transparansi kepada semua pihak.Peningkatan kualitas tebu yang akan digiling dengan rendemen lebih dari 7 persen diharapkan bisa meningkatkan keuntungan petani. Petani akan mendapatkan bagian lebih besar jika rendemen tebu makin tinggi. Sebagai contoh, untuk rendemen 6, petani tebu mendapatkan bagi hasil 66 persen dan 34 persen bagi pabrik tebu. Petani bisa mendapatkan bagi hasil tertinggi sebanyak 75 persen jika rendemen mencapai 10.Satu tahunDirektur Utama PTPN XI Moh Cholidi mengatakan, pengetatan pemilahan bahan baku tebu yang masuk ke penggilingan sekaligus untuk membangun budaya tanam tebu berkualitas untuk meningkatkan pendapatan petani. Tebu yang sudah masuk penggilingan tetapi ternyata rendemennya kurang dari 7, maka sisa tebu dari lahan yang sama tidak akan dilanjutkan. Panen harus menunggu hingga masa tanam dicapai, yakni satu tahun.Selama ini belum semua petani memenuhi standar tebu sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 17 Tahun 2012 tentang Peningkatan Rendemen dan Hablur Tanaman Tebu. Untuk pabrik gula dengan kapasitas 3.000 TCD (ton cane per day), rendemen minimal 6,8. Sementara untuk pabrik gula dengan kapasitas lebih dari 3.000 TCD, rendemen harus lebih dari 7,1. Hal itu untuk meningkatkan standardisasi efisiensi pabrik.Cholidi optimistis pada musim giling tahun ini kadar rendemen bisa naik menjadi 7,5 hingga 8. Sebab, dari faktor cuaca, musim hujan tidak sepanjang tahun lalu. Curah hujan yang tinggi menjelang musim panen tidak baik untuk tanaman tebu. Ketua Dewan Pembina Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia Arum Sabil menyatakan, dengan rendemen rendah, pendapatan petani ikut rendah karena bagi hasil gilingnya juga rendah. Oleh sebab itu, perusahaan gula harus berkomitmen hanya menerima tebu dengan rendemen tinggi. Komitmen kedua belah pihak akan membuat target 1,2 juta ton produksi gula Jatim tahun ini bisa tercapai. (SYA/ETA)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000