BANDA NAIRA, KOMPAS — Warga Pulau Run, Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, antusias menyambut uang rupiah baru yang dibawa tim ekspedisi kas keliling Bank Indonesia Provinsi Maluku pada Rabu (3/5). Mereka menukar uang tunai senilai lebih kurang Rp 25 juta.
“Katong (kami) baru lihat uang ini. Selama ini, kami hanya lihat di televisi,” kata Yanti (51), ibu rumah tangga. Ini merupakan pertama kalinya uang rupiah baru tersebut diperkenalkan di Pulau Run.
Informasi kehadiran tim Bank Indonesia (BI) yang tiba sekitar pukul 07.00 WIT itu cepat tersebar. Warga Pulau Run berhamburan menuju dermaga perahu, tempat penukaran uang. Ada juga siswa dari SMPN 5 Banda, salah satu sekolah di pulau itu, yang datang untuk melihat wujud uang baru. Mereka membawa uang sobek, lusuh, dan uang rupiah lama untuk ditukarkan dengan uang baru.
Tim ekspedisi dipimpin Kepala Kantor Perwakilan BI Maluku Bambang Pramasudi. “Ekspedisi ini untuk memperkenalkan rupiah yang baru kepada masyarakat,” katanya.
Setelah lebih kurang 1,5 jam berada di pulau, selanjutnya tim menuju Pulau Naira, pusat Kecamatan Banda, yang berjarak lebih kurang 17 mil laut (31 kilometer) dari Pulau Run.
Pulau Run punya sejarah yang sungguh menarik. Luas Pulau Run lebih kurang 300 hektar yang empat hektar lahan di antaranya berupa permukiman. Kini, tidak kurang dari 2.000 jiwa bermukim di Pulau Run.
Run dapat ditempuh dari Ambon, ibu kota Maluku, dalam waktu lebih kurang enam jam dengan Kapal Motor Siwalima, kapal milik Pemprov Maluku yang disewa khusus untuk ekspedisi kas itu.
Pulau ini terkenal sebagai penghasil pala kualitas terbaik. Dalam sejarah, Run pernah diperebutkan oleh Inggris dan Belanda. Run yang dikuasai Inggris kala itu kemudian ditukar dengan Manhattan, sebuah daerah koloni Belanda di Benua Amerika. Manhattan pun kini pulau yang termasuk bagian dari kota New York, Amerika Serikat. Tahun ini merupakan peringatan 350 tahun pertukaran itu.