JAKARTA, KOMPAS —Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) periode 2016-2020 Hj Airin Rachmi Diany dan pengurus inti berkunjung ke Redaksi Kompas, Kamis (4/5). Airin dan pengurus inti Apeksi diterima Pemimpin Redaksi Kompas Budiman Tanuredjo dan jajaran redaksi.
Ketua 1 Bidang Pemerintahan Apeksi, yang juga Wali Kota Medan, Dzulmi Edin mengatakan, persoalan narkoba sangat serius. Terlalu banyak jalur tikus. Narkoba dipasok dari Tiongkok lewat Malaysia dan beredar di Medan. Persoalan narkoba dihadapi banyak pemerintah kota di seluruh Indonesia. Kasus pembunuhan satu keluarga di Medan, misalnya, dilatarbelakangi masalah narkoba. Kondisi ini sudah sangat meresahkan.
Wali Kota Sukabumi Mohamad Muraz menjelaskan, karakter kota Sukabumi mirip dengan karakter kota Medan. ”Wali kota (dan bupati) itu pada era otonomi daerah bukan raja kecil, melainkan ingin mengabdi di daerah, melakukan inovasi di daerahnya. Tudingan raja kecil lebih cocok digunakan pada rezim Orde Baru,” kata Muraz.
Wali Kota Binjai Muhammad Idaham menjelaskan, persoalan sengketa tanah eks PTPN II sering terjadi tetapi pemerintah kota seakan ”pemadam kebakaran”. Persoalan lain soal regulasi pendidikan yang belum tentu cocok diterapkan di daerah.
Kota Binjai membuat aplikasi untuk menampung laporan masyarakat dan bukan hoax.
Airin Rachmi Diany menjelaskan, Apeksi terdiri atas enam komisariat, dengan 93 wali kota ditambah lima wilayah DKI Jakarta. Salah satu tugas pengurus periode ini adalah melakukan sosialisasi tentang keberadaan Apeksi. ”Era sudah berubah. Pemimpin kota dan daerah harus bekerja sama dengan media cetak, elektronik, dan online,” kata Airin.