Produksi Ditingkatkan, Impor Akan Dikurangi
MALANG, KOMPAS — Pemerintah tengah menggenjot produksi susu nasional. Hal itu diikuti dengan pengurangan kuota impor susu hingga 20 persen pada 2021. Perusahaan susu wajib bermitra dengan para peternak sapi perah untuk meningkatkan produksi dalam negeriHal itu dikatakan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto seusai meresmikan pabrik pengolahan susu PT Greenfields Indonesia di Palaan, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (4/5). Hadir dalam peresmian pabrik itu Presiden Komisaris Japfa Comfeed Syamsir Siregar, Managing Director of AustAsia Dairy Group Edgar Collins, dan Wakil Bupati Malang HM Sanusi. Menurut Airlangga, tahun 2021, produksi susu nasional ditarget mencapai 41 persen dari total kebutuhan susu dalam negeri. Saat ini kebutuhan susu nasional mencapai 3,7 juta liter per tahun. Namun, produksi nasional baru 852.000 ton liter per tahun. Sisanya dicukupi oleh susu impor dari beberapa negara. Airlangga mengakui, ada keengganan warga untuk memelihara sapi perah karena keuntungannya sangat tipis. Bahkan, tak menguntungkan jika hanya punya sapi 2-3 ekor. Airlangga mengalkulasi, peternak baru untung jika memelihara minimal 10 sapi perah dengan harga susu Rp 5.500-6.000 per liter. Dengan jumlah sapi dan harga susu itu, pendapatan peternak bisa sekitar Rp 2 juta per bulan. KemitraanAgar pendapatan itu tercapai, pemerintah mewajibkan perusahaan produsen susu untuk menggandeng peternak sapi agar lebih efektif berproduksi. Satu perusahaan, misalnya, wajib menggandeng 3-5 peternak, kelompok peternak atau koperasi, dan menyerap susu produksi mereka. "Pemerintah akan membuat paket kebijakan khusus. Prototipenya diluncurkan tahun ini," katanya.Kawasan yang bisa menjadi kluster peternakan sapi perah, diantaranya Malang, Boyolali, dan Lembang. Kawasan itu saat ini sudah menjadi sentra sapi perah dalam negeri. Menurut Airlangga, pemerintah akan memberikan kemudahan permodalan lewat kredit usaha rakyat. Saat ini, delapan perusahaan penghasil susu sudah menyerap susu lokal lewat kemitraan dengan petani lokal. Selain membuka peternakan baru di Blitar, PT Greenfields Indonesia, Kamis lalu, meresmikan pabrik pengolahan susu baru di Palaan, Malang. Dengan demikian, Greenfields Indonesia menambah kapasitas produksi sehingga bisa menyerap susu segar dari 20.000 sapi perah.Menurut Edgar Collins, Greenfields mengembangkan ekspor ke lebih banyak pasar internasional. "Kami telah memiliki pasar ekspor di Hongkong, Singapura, Malaysia, Brunei, Filipina, Myanmar, dan Kamboja," katanya.Wakil Bupati Malang Sanusi menambahkan, pabrik pengolahan susu di Malang akan mendorong ekonomi di kawasan tersebut. (NIT)