Royal Brunei Airlines Serius Buka Rute Penerbangan ke Lombok
Oleh
KHAERUL ANWAR
·2 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Maskapai penerbangan Royal Brunei Airlines sangat serius membuka rute penerbangan baru ke negara-negara yang memiliki destinasi wisata, seperti Korea, Jepang, India, dan China, selain Indonesia, yakni Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada 2018.
Lombok dibidik karena memiliki destinasi wisata halal yang dikenal wisatawan mancanegara, kedekatan kultur, agama, serta kesamaan kuliner antara Lombok dan Brunei.
”Saat ini kami melakukan market study dan sharing informasi dengan Pemprov NTB dan pelaku pariwisata di NTB. Dari market study itu, mungkin rute Lombok masuk urutan ketiga atau keempat rute baru yang dipilih. Kami pun perlu mempertimbangkannya dengan cermat,” tutur Defi Bondan, Manajer Royal Brunei Airlines Indonesia, Senin (8/5) malam, di Hotel Kila Senggigi, Lombok Barat.
Sebelumnya, Defi bersama Brett McDougall, Executive General Manager Sales and Marketing Royal Brunei, menemui Wakil Gubernur NTB M Amin, Dinas Pariwisata NTB, dan para pengusaha perjalanan wisata di Lombok. Pertemuan itu untuk mendapatkan informasi yang konkret terhadap keinginan Royal Brunei Airlines.
Kemudian, tim dari Royal Brunei Airlines juga mengunjungi Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika Kute, Lombok Tengah, serta bertemu dengan ground holding dan catering PT Angkasa Pura Lombok International Airport (LIA).
Kepada Wakil Gubernur NTB, Brett mengatakan telah mendapat informasi perihal pariwisata NTB dari agen perjalanan di Indonesia dan sejumlah negara. Hanya saja, untuk membuka rute penerbangan ke Lombok, perlu studi agar seluruh potensi yang ada di NTB dapat dipetakan dan dipastikan.
Arriani Hui, District Sales Manager Royal Brunei Airlines Hongkong, kepada Kompas menyebutkan, maskapai itu tinggal menunggu ketersediaan pesawat Airbus A320 pada Desember 2017 untuk mengisi rute Hongkong-Brunei-Lombok lima kali sepekan. Peluang pasar itu dirintis dua tahun terakhir dengan memasarkan destinasi Lombok di agen-agen dan operator tur wisata di Hongkong.
Menurut Defi, Royal Brunei menginginkan penerbangan rute Lombok berjalan berkesinambungan. Pihaknya tidak ingin seperti maskapai lain yang mengisi rute Lombok dalam jangka pendek lalu terhenti. Hal ini berdampak pada citra maskapai dan negara asal maskapai itu, juga citra bagi kepariwisataan NTB.
Defi optimistis kedatangan penumpang ke Lombok dari Brunei dan negara lain terbuka peluangnya meski perlu diimbangi dengan jumlah keberangkatan penumpang dari Lombok. Sementara ini, potensi keberangkatan dari NTB terkait keinginan warga untuk umrah ataupun menjadi tenaga kerja di Brunei dan Timur Tengah.
Pemantauan pasar akan dilakukan tiga bulan ke depan. Jika dinilai layak, rute Lombok menjadi destinasi keempat setelah Royal Brunei terbang ke Jakarta, Surabaya (Jatim), dan Denpasar (Bali).