BANDUNG, KOMPAS — Gerakan radikal yang semakin masif berpotensi merongrong keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Diperlukan peran aktif semua pihak untuk menjaga keutuhan bangsa dari ancaman gerakan yang tidak sejalan dengan ideologi Pancasila.
”Pancasila tidak boleh diganti dengan ideologi apa pun. Rapatkan barisan untuk menjaga keutuhan NKRI dari gerakan radikal,” ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas, dalam peringatan Hari Lahir Ke-83 Gerakan Pemuda Ansor, di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Kota Bandung, Rabu (10/5).
Menurut Yaqut, ancaman gerakan radikal di Indonesia sangat nyata. Sebab, tujuannya tak sebatas menyebarkan pemahaman gerakan tersebut, melainkan juga mengganti Pancasila dengan ideologi lain.
”Kami sudah memonitor gerakan-gerakan radikal anti Pancasila yang mengancam negara ini. Tujuan mereka tiada lain kecuali meruntuhkan negara,” ujarnya.
Yaqut mengingatkan anggota GP Ansor untuk tidak bertindak sepihak terhadap organisasi anti Pancasila. Dia berpesan untuk tetap waspada sembari mengawal langkah hukum yang akan diambil pemerintah.
Kegiatan ini juga dihadiri Panglima Kodam III Siliwangi Mayor Jenderal M Herindra, Kepala Polda Jabar Inspektur Jenderal Anton Charliyan dan ribuan anggota GP Ansor. Anton mengatakan, peran aktif GP Ansor sangat dibutuhkan untuk menangkal gerakan radikal.
”Ancaman gerakan radikal dan intoleransi bukan sekadar ancaman fisik, melainkan juga ideologi. Dengan anggotanya yang tersebar luas di seluruh Indonesia, GP Ansor dapat berperan aktif untuk menangkalnya,” ujar Anton.