16 Perguruan Tinggi di NTT Desak Penangguhan Penahanan Ahok
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·2 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Para mahasiswa dan dosen dari 16 perguruan tinggi negeri dan swasta di Nusa Tenggara Timur mendesak pemerintah segera menangguhkan penahanan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Pernyataan sikap 16 perguruan tinggi di Nusa Tenggara Timur (NTT) itu disampaikan di Taman Nostalgia, Kota Kupang, Kamis (11/5). Ribuan perwakilan mahasiswa, dosen, dan rektor sejak pukul 08.00 Wita telah memadati Taman Nostalgia Kupang.
Mereka memajang tujuh pernyataan sikap yang tertera di sebuah kain putih berkukuran sekitar 4 x 8 meter yang dipajang di samping gong perdamaian yang diresmikan Megawati Soekarnoputri pada 9 Februari 2012. Tujuh pernyataan sikap itu antara lain pemerintah didesak segera menangguhkan penahanan Basuki dan segera memeriksa independensi hakim yang menyidangkan Basuki.
"Kami, komunitas perguruan tinggi di NTT, mendesak pemerintah bersikap adil. Jangan ada diskriminasi hukum terhadap pelaku penista agama. Agama minoritas juga berkali-kali dinistai dalam berbagai bentuk, tetapi para pelaku dibiarkan berkeliaran," demikian salah satu isi pernyataan sikap itu.
Mereka juga mendesak pemerintah agar segera menghapus semua organisasi masyarakat yang berseberangan dengan Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Selama ormas-ormas ini tetap hadir di bumi Indonesia dengan berbagai aksi teror dan intimidasi, ancaman perpecahan NKRI sangat tinggi.
Ke-16 perguruan tinggi itu antara lain Universitas Nusa Cendana Kupang, Universitas Muhammadiyah Kupang, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Universitas Kristen Artha Wacana Kupang, dan Universitas Tribuana Kalabahi Alor. Sebanyak delapan rektor, pembantu rektor, dan dosen dari 16 perguruan tinggi hadir dalam aksi tersebut.
Selain memajang pernyataan sikap, mahasiswa juga melakukan aksi teatrikal antiradikalisme, pembacaan teks Pancasila, menyanyikan lagu "Indonesia Raya" dan lagu-lagu perjuangan lain.
Juga digelar doa untuk keselamatan bangsa ini dari rongrongan radikalisme dan penegakan keutuhan NKRI yang disampaikan masing-masing rektor dan masing-masing pemimpin agama.
Pada penutup aksi damai itu, mereka menandatangani pernyataan sikap untuk menolak ormas radikalisme, menegakkan Pancasila, dan menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika. Penandatanganan dilakukan di atas dua lembar kain putih.