KUALA KURUN, KOMPAS — Program tanam 1 juta pohon sengon terus berjalan dan mendapatkan perhatian internasional. Di kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, sebanyak 16 kelompok tani sudah menanam 300.000 bibit pohon sengon. Mereka didampingi Yayasan Borneo Institute dan Fairventures Worldwide.
”Kami memprediksi tahun 2020 sudah bisa memanen sebanyak 600.000 meter kubik sengon, kami tidak hanya mengajarkan menanam sengon yang baik, tetapi ada teknik tumpang sari, jadi petani masih bisa menanam sayur di lahan sendiri,” ungkap Direktur Yayasan Borneo Institute (BIT) Yanedi Jagau, di Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Jumat (12/5/2017).
Dari data Yayasan BIT, sejak 2014 program 1 juta pohon sengon itu sudah berjalan dengan menanam 300.000 bibit dari 16 kelompok yang anggotanya mencapai 605 orang. Awalnya, mereka mengirim 10 petani asal Gunung Mas ke Temanggung, Jawa Tengah, untuk belajar membuat bibit sengon yang baik lalu pulang ke kampung masing-masing dan membentuk kelompok dan saling belajar teknik itu.
”Pembentukan kelompok dan membantu mereka mengorganisasi itu jadi tugas kami, karena kami lihat pemberdayaan petani itu kelemahannya ada di organisasi,” ungkap Jagau.
Pohon Sengon ditanam dengan jarak kurang lebih 3 meter. Karena petani menggunakan teknik tumpang sari, di antara pohon sengon masih bisa ditanami berbagai macam sayuran, seperti kelakai, cabai, tomat, dan lain sebagainya.
Jagau menambahkan, program satu juta pohon itu baru dilaksanakan di tiga kecamatan, yakni Rungan Barat, Manuhing Raya, dan Manuhing yang semuanya berada di wilayah Kabupaten Gunung Mas. ”Kami mau fokus dulu supaya menemukan model yang baik dan partisipasi NGO, pemerintah, dan masyarakat bisa terintegrasi dengan baik,” ungkapnya.
Bupati Gunung Mas Arton Dohong mengatakan, pihaknya sangat berharap program ini bisa diperluas. Pemerintah akan membantu persoalan lahan untuk program satu juta pohon itu.
”Program ini mendapatkan perhatian internasional, kami sangat mendukung. Kami juga tidak ingin hutan kami habis dan dikonversi, apalagi Kabupaten Gunung Mas masih memiliki hutan primer,” kata Arton.
Perhatian internasional
Yayasan Fairventures Worldwide merupakan yayasan internasional yang bergerak dibidang perkayuan. Mereka juga membantu kelompok-kelompok tani dalam mencari perusahaan untuk membeli kayu mereka.
Selain itu, Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Perlindungan Alam, Pembangunan dan Keamanan Reaktor Jerman Jochen Flasbarth hadir ke Gunung Mas untuk bisa memantau program tersebut. Ia berjanji akan membantu para petani dan pemerintah untuk memberikan bantuan dana hibah.
”Ini sangat positif dan kami akan membawa hal ini ke diskusi pemerintah, saya janji saya akan datang lagi dan membawa hasil diskusi kami, yang jelas akan kami bantu,” kata Flashbart.