logo Kompas.id
NusantaraAnak Balita Tewas di Tangan...
Iklan

Anak Balita Tewas di Tangan Bapak Tiri

Oleh
· 2 menit baca

PEKANBARU, KOMPAS — Daffa Rafiqi (2), bocah laki-laki asal Dusun Rumbia, Kepenghuluan Bandar Permata, Kecamatan Bangko Pusako, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, tewas di tangan ayah tirinya, Sya (25), pada Rabu (10/5). Sya ditangkap pada Kamis (11/5) malam setelah polisi menerima laporan warga yang curiga kematian anak balita itu tidak wajar. Atas laporan warga, kami melakukan penyelidikan pada Kamis siang. Setelah mengumpulkan bukti awal yang cukup bahwa terdapat unsur penganiayaan, kami langsung menangkap Sya di rumah mertuanya pada Kamis malam. Saat itu, di rumah itu sedang dilaksanakan tahlilan atas meninggalnya Daffa," kata Kepala Kepolisian Sektor Bangko Pusako Ajun Komisaris Maitertika, Jumat (12/5). Menurut Maitertika, peristiwa penganiayaan berujung maut itu terbongkar berkat laporan Cumel (72), tetangga rumah kontrakan Sya dan istrinya, Devi Purnama Sari, pada Kamis pagi. Dalam laporannya kepada polisi, Cumel merasa yakin Daffa meninggal tidak wajar. "Kecurigaan pelapor ternyata benar. Menurut keterangan saksi petugas Puskesmas Balam Jaya bernama Hardian, kami mendapat informasi bahwa korban sudah meninggal sebelum mendapat perawatan di puskesmas. Pada tubuh korban terdapat luka dan memar di bibir, luka bekas gigitan di bagian perut, luka lebam di kemaluan, dan luka lebam di tangan sebelah kiri," kata Maitertika. Awalnya, pada hari Rabu sore, Cumel mendapat laporan dari tetangganya, Yakub, bahwa Daffa meninggal. Yakub menceritakan bayi itu mengalami luka lebam di beberapa bagian tubuhnya. Cumel penasaran dan langsung mendatangi puskesmas. Dia lalu mengamati luka dan lebam di sekujur tubuh bocah itu. Setelah itu Cumel yakin ada yang tidak wajar atas kematian Daffa. Jenazah Daffa kemudian dikebumikan pada Rabu sore. Pada Kamis pagi, Cumel tidak dapat menyembunyikan rasa penasarannya. Didorong rasa ingin tahu, lelaki tua itu akhirnya mengadukan kepada polisi perihal dugaan penganiayaan yang menyebabkan kematian. Menurut Maitertika, setelah ditangkap, Sya langsung mengakui perbuatannya menganiaya Daffa. Sebelum meninggal, Daffa kerap ditinggal berdua di rumah bersama Sya karena ibunya bekerja di Balam. Pada Rabu pagi itu, Daffa sangat rewel. Dia kerap menangis dan tidak kunjung diam. Puncak kekesalan Sya terjadi ketika Daffa buang kotoran di celana. Dia terpaksa membersihkan tubuh anak tirinya di kamar mandi. Namun, Daffa tidak berhenti menangis. Sya pun menganiayanya. Tetangga bernama Lira Agustin menyebutkan, sehari sebelumnya, dia mendengar Sya menyebutkan kalimat "Kubunuh Kau". Saat itu Sya sedang berada di kamar mandi bersama Daffa. Sya juga diketahui sering menganiaya anak tirinya. (SAH)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000