GROBOGAN, KOMPAS — Empat korban kecelakaan yang melibatkan KA Argo Bromo Anggrek dan satu minibus di Desa Katong, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Sabtu (20/5), baru bisa dievakuasi sepenuhnya pada pukul 16.00. Proses evakuasi memakan waktu lima jam karena kondisi mobil yang terimpit antara peron dan lokomotif.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan Budi Prihantoro, di lokasi kejadian, mengatakan, kerasnya benturan membuat bangkai mobil dan lokomotif sulit dipisahkan. Korban pertama dievakuasi pukul 13.00, sementara tiga lainnya pukul 15.00, 15.30, dan 16.00.
"Alat juga terbatas. Setelah datang bantuan peralatan dari Basarnas Pos SAR Jepara pada pukul 14.30, ketiga korban, satu per satu, dapat dievakuasi. Proses pemisahan bangkai mobil juga ditarik dengan lokomotif yang didatangkan dari Stasiun Poncol, Semarang," ujar Budi.
Peristiwa tersebut terjadi pada pukul 10.35 saat lima rombongan minibus hendak melewati pelintasan tanpa palang dan penjaga di Desa Katong. Naas, lantaran pengemudi mobil terakhir ragu, mesin mati tepat saat mobil berada di atas rel. Dari arah timur, KA Argo Bromo Anggrek rute Surabaya-Semarang tengah melaju kencang. Tabrakan pun tak terhindarkan.
Mobil terbakar dan terseret 500 meter hingga Stasiun Sedadi, Desa Sedadi, Kecamatan Penawangan, Grobogan. Keempat orang yang ada di mobil tersebut tewas seketika karena hangus terbakar. Mereka ialah Agus Bambang (60), Agus Abdullah (54), Ihsan Ngadikan (58), dan Bahtiar (30). Keempatnya merupakan warga Dinar Mas, Kota Semarang, yang hendak mengantar rombongan untuk mengunduh mantu di Kecamatan Toroh, Grobogan.