logo Kompas.id
NusantaraPembangunan LRT di Palembang...
Iklan

Pembangunan LRT di Palembang Dipercepat

Oleh
· 3 menit baca

PALEMBANG, KOMPAS — Pembangunan konstruksi kereta ringan (light rail transit/LRT) di Palembang mencapai 40 persen. Itu lebih cepat dari target yang ditetapkan, 35 persen. Hal ini disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, saat meninjau pembangunan konstruksi LRT di Palembang, Sabtu (20/5). Budi memaparkan, pembangunan konstruksi ternyata lebih cepat dari yang ditetapkan. Bahkan, pembangunan konstruksi kereta ringan ditargetkan selesai pada Desember 2017, dari target semula beroperasi pada Juni 2018. Budi mengatakan, ada sejumlah kendala selama pembangunan, seperti kendala jaringan yang berbenturan dengan konstruksi, keterlambatan pembangunan depo, dan pembangunan konstruksi di median jalan. "Namun, semua dapat diselesaikan setelah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait," ujarnya. Saat ini, kontraktor proyek, PT Waskita Karya, fokus memasang rel di sejumlah jalur. "Sudah ada 50 persen rel tiba di Palembang. Rel tersebut akan dipasang pada Juni 2017," ujar Budi. Setelah konstruksi selesai, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan rangkaian kereta. Saat ini sedang dikerjakan oleh PT Industri Kereta Api (INKA). "Kereta akan datang secara bertahap, mulai dari Maret sampai Mei tahun depan," ujarnya. Pada tahap awal operasional, kata Budi, pemerintah akan mendatangkan delapan rangkaian kereta. Jika peminatnya meningkat, pemerintah akan mendatangkan lagi rangkaian kereta sehingga total menjadi 14 rangkaian dengan kapasitas per rangkaian mencapai 240 orang. Budi berharap, kereta ringan nantinya dapat dimanfaatkan masyarakat, terutama setelah Asian Games 2018. Nilai investasi LRT mencapai Rp 10,9 triliun.Untuk menarik minat masyarakat, kata Budi, pemerintah akan menerapkan subsidi perintis dengan menetapkan tarif Rp 7.000 per penumpang. "Karena Palembang kota baru, kami masih meneliti besaran tarif yang cocok, " ujarnya. Integrasi moda Menurut Budi, Palembang memiliki keuntungan karena memiliki beberapa moda transportasi di setiap jalur, mulai dari kereta api, bus air, Trans Musi, dan kereta ringan. Budi berharap, pemerintah dapat mengelola semua moda tranportasi ini agar terintegrasi dengan baik. Direktur Operasional PT Waskita Karya Adi Wibowo menyatakan, fokus utama saat ini adalah meningkatkan ritme kerja. "Permasalahan jaringan utilitas bawah tanah sudah selesai. Saat ini, fokus utama menyelesaikan pembangunan konstruksi tepat waktu," ujarnya.Menurut Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Prasetyo Boeditjahjono, kereta ringan akan menjawab kebutuhan masyarakat yang perlu ketepatan waktu. Waktu jeda dari satu kereta ke kereta lain adalah 15 menit. Perjalanan dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang menuju Kompleks Olahraga Jakabaring yang berjarak 23 kilometer membutuhkan waktu 45 menit. Prasetyo berharap pemerintah membuat peraturan daerah untuk meningkatkan jumlah penumpang kereta ringan. Misalnya, dengan menerapkan aturan pelat nomor ganjil-genap, three in one, atau jalan berbayar di sejumlah ruas jalan. "Dengan sistem ini, diharapkan minat masyarakat menggunakan kereta ringan bisa meningkat," ujarnya. (RAM)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000