BANDA ACEH, KOMPAS — Merayakan hari meugang menjelang puasa, Pemerintah Provinsi Aceh menyiapkan 19.903 sapi dan 13.321 kerbau. Pemerintah meminta pedagang tidak menjual harga daging di atas Rp 130.000 per kilogram.
Meugang merupakan tradisi masyarakat Aceh menyantap masakan berbahan daging sehari sebelum Ramadhan. Akibatnya, kebutuhan daging pada hari meugang meningkat berkali lipat.
Kepala Dinas Peternakan Aceh Zulya Zaini mengatakan, persediaan sapi dan kerbau untuk meugang tahun ini mencukupi. Bukan hanya kuantitas, pemerintah juga menjamin dapi dan kerbau itu dalam kondisi sehat sehingga kualitas daging terjamin.
”Kami menurunkan tim untuk memeriksa kesehatan ternak yang akan disembelih pada hari meugang,” kata Zulya, Rabu (24/5) di Banda Aceh.
Adapun menyangkut harga, kata Zulya, pemerintah mengimbau pedagang agar tidak menjual di atas Rp 130.000 per kg. Pada meugang tahun lalu, harga daging di Aceh mencapai Rp 160.000 per kg.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh Asmauddin mengatakan, harga daging di Aceh relatif lebih mahal dibandingkan daerah Aceh. Sebab, sapi atau kerbau yang dipotong merupakan ternak lokal, bukan impor.
”Daging beku (impor) tidak laku di Aceh. Warga di sini lebih suka mengonsumsi daging lokal. Ini soal selera dan kebiasaan sehingga wajar jika daging di Aceh lebih mahal,” kata Asmauddin.
Namun, dia mengimbau pedagang agar tidak memainkan harga karena akan merugikan konsumen. Pemerintah telah membentuk tim terpadu untuk memantau harga barang dan persediaan menjelang dan selama Ramadhan.