logo Kompas.id
NusantaraTanggul Sungai Jebol
Iklan

Tanggul Sungai Jebol

Oleh
· 3 menit baca

STABAT, KOMPAS — Ratusan rumah di tiga desa dan satu kelurahan di Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, terendam banjir. Penyebabnya, tanggul Sungai Lepan sepanjang 15 meter jebol, Selasa (23/5) dini hari. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Langkat Irwan Fahri, yang dihubungi dari Medan, mengatakan, tanggul Sungai Lepan di Desa Lama Baru, Kecamatan Sei Lepan, jebol pada Selasa sekitar pukul 00.30. Air menggenangi 150 rumah di Desa Lama Baru, 15 rumah di Desa Lama, 98 rumah di Desa Harapan Baru, dan 98 rumah di Kelurahan Harapan Jaya. Ketinggian air 30 sentimeter hingga 1 meter. Tanggul jebol setelah tergerus air Sungai Lepan yang debitnya naik setelah hujan deras mengguyur pegunungan. "Jika hujan, di Sei Lepan justru tidak banjir. Banjir terjadi jika hujan deras terjadi di gunung, di kawasan Bahorok," kata Irwan. Air melimpah ke perkampungan, jalan, dan fasilitas umum. Aktivitas warga di tiga desa dan satu keluruhan terhenti. Warga yang rumahnya terendam memilih mengungsi ke rumah keluarga atau tetangga yang memiliki rumah lebih tinggi. Hingga Selasa siang, dapur umum belum didirikan. "Kami sudah berkoordinasi dengan dinas sosial, dapur umum segera dibangun," kata Irwan. EvakuasiBPBD menyediakan sejumlah perahu karet di posko-posko untuk membantu warga yang hendak keluar dari kampung atau menyeberang banjir. "Kami fokus pada penanganan korban terlebih dahulu," kata Irwan. Saat ini air sulit surut karena terjadi pasang perbani (pasang saat posisi bulan tegak lurus terhadap matahari). Air sungai tidak bisa cepat mengalir ke laut. "Kami sudah berkoordinasi dengan dinas pekerjaan umum untuk menambal tanggul yang jebol," kata Irwan. Irwan mengatakan, banjir semata-mata karena curah hujan sangat tinggi di pegunungan. "Langkat sudah langganan banjir sejak dulu. Karena itu, rumah-rumah lama di Langkat berupa rumah panggung. Itu untuk menghindari banjir," kata Irwan. April lalu, banjir juga melanda Langkat, yakni di Kecamatan Batang Serangan dan Kecamatan Tanjung Pura. Tanggul Sungai Batang Serangan di Desa Pekubuan dan Desa Pematang Cengal Barat, Kecamatan Tanjung Pura, jebol akibat tergerus air. Banjir di Langkat semakin sering terjadi. Hal itu diduga karena kawasan hulu semakin rusak. Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah I Medan Syahnan mengatakan, tiga hari ini hujan dengan intensitas sedang mengguyur kawasan Stabat di Langkat dan Kabanjahe, Karo, yang merupakan kawasan hulu Langkat. Curah hujan diperkirakan masih di bawah 50 milimeter. Berdasarkan sifat hujan di Sumatera Utara bulan Juni 2017, Kabupaten Langkat termasuk dalam klasifikasi normal dan di atas normal. Namun, sebagian besar masih berada dalam klasifikasi normal. Curah hujan mencapai 151-200 mm terutama di kawasan Gebang, Pematang Jaya, Sei Bingei, dan Kwala Madu. Sementara di kawasan Batang Serangan, Besitang, Kuala, Tanjung Langkat, dan Selesai curah hujan mencapai 201-300 mm. Potensi banjir di Langkat, yakni di Kecamatan Babalan, Gebang, Secanggang, Padang Tualang, Sei Lepan, Stabat, dan Tanjungpura, dalam kategori rendah. (WSI)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000