logo Kompas.id
NusantaraBiaya Trem Surabaya Pakai...
Iklan

Biaya Trem Surabaya Pakai Skema KPBU

Oleh
· 3 menit baca

SURABAYA, KOMPAS — Pembiayaan proyek trem Surabaya, Jawa Timur, akan memakai skema kerja sama pemerintah dan badan usaha. Pemerintah Kota Surabaya akan bekerja sama terkait pembiayaan dengan PT Kereta Api Indonesia dan Kementerian Perhubungan sebagai pemilik sekitar 70 persen lahan yang dipakai serta BUMN lain.Skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) untuk membangun proyek light rail train (LRT) berbasis trem, kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Irvan Wahyu Drajat, diputuskan dalam pertemuan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Kementerian Keuangan di Jakarta, Senin (5/6). Menurut Irvan, hal itu akan segera dibahas sekaligus meminta persetujuan DPRD Surabaya. "Paling lambat awal 2018, proyek mulai digarap," ujarnya.Proyek trem sebagai bagian dari proyek angkutan massal cepat di Surabaya itu akan memiliki panjang jalur 9 kilometer. Jalur trem direncanakan dimulai dari Wonokromo ke Jalan Praban, lalu kembali ke Jalan Tunjungan.Trem akan melintas di samping jalur pedestrian sehingga penumpang mudah naik dan turun. Dana yang dibutuhkan Rp 1,2 triliun. Trem akan menggunakan energi listrik sehingga ramah lingkungan. Skema pembiayaanMenurut Risma, trem merupakan salah satu upaya mengurai kemacetan. Pembangunan transportasi massal ini agak tersendat karena tidak bisa mengandalkan APBN. Kementerian Keuangan meminta Pemkot Surabaya mengubah skema pembiayaan.Awalnya, pemkot mengajukan sistem build operate transfer (BOT), di mana swasta menyediakan, membangun, dan mengoperasikan proyek selama 30 tahun. Namun, skema ini dinilai terlalu lama untuk bisa dikelola pemkot.Maka, ditawarkan public private partnership melalui tender. Melalui opsi itu, swasta dapat membangun infrastruktur menggunakan dana sendiri. Pemerintah akan membayar dengan cara mencicil sesuai kesepakatan jangka waktu pembayaran. Namun, pembiayaan trem di Surabaya tidak bisa dilakukan melalui tender. "Dalam peraturan presiden terkait proyek pembangunan trem disebutkan, BUMN yang membangun," kata Risma.Lebih lengangPakar ekonomi dan statistik Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Kresnayana Yahya, mengatakan, setidaknya 500.000 orang dari Sidoarjo bekerja di Surabaya. Sebaliknya, sekitar 200.000 orang Surabaya bekerja di Sidoarjo. Keberadaan trem di kawasan kota yang padat diharapkan mendorong warga untuk tidak menggunakan kendaraan pribadi.Warga Surabaya dan Sidoarjo diperkirakan perlu waktu dua tahun untuk membiasakan diri beralih dari kendaraan pribadi ke trem. Sebab, moda transportasi tersebut baru hadir kembali setelah sekian lama hilang. Akibatnya, warga belum mengetahui banyak soal trem."Dua tahun pertama, kehadiran trem seperti sebuah tontonan sekaligus pengalaman baru. Butuh waktu bagi masyarakat untuk menyesuaikan dengan moda transportasi baru. Namun, karena trem nyaman, pasti diminati masyarakat," katanya. (ETA/ADY)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000