BALIKPAPAN — Pengiriman kepiting melalui jalur darat dari Kalimantan Timur menuju Kalimantan Utara ditengarai semakin marak. Itu diketahui karena Tarakan masih menjadi pintu keluar pengiriman kepiting secara ilegal. Razia-razia yang gencar dilakukan belum cukup efektif meredamnya. Kepala Seksi Pengawasan dan Informasi Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Balikpapan Yuni Irawati menyebutkan hal itu, Senin (5/6). ”Mereka, yang membawa kepiting, memilih jalur darat. Sulit menembus pelabuhan besar dan bandar udara (bandara) karena tidak akan bisa,” kata Yuni. Dalam kurun waktu Januari-Juni 2017, dari dua kali penyitaan, BKIPM Balikpapan menyita 746 kepiting bakau. Sementara sepanjang tahun 2016 lebih dari 5.000 kepiting disita. Hampir semua kepiting disita saat hendak dikirim melalui pelabuhan dan bandara. (pra)
Peredaran Uang Palsu Masih Marak
BANDUNG — Peredaran uang palsu masih marak di Jawa Barat. Selama Mei 2016-Mei 2017, 21.000 lembar uang palsu disita Bank Indonesia Jabar dan Polda Jabar. ”Para pelaku kerap memanfaatkan momen besar seperti libur panjang dan hari besar keagamaan, seperti Lebaran, saat menjalankan aksinya. Kali ini disita 27.000 lembar,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar Wiwiek Sisto Hidayat di Bandung, Senin (5/6). Peredaran terbanyak di Kota Bandung dan Kabupaten Indramayu, disusul Sukabumi dan Cianjur. ”Modus peredaran uang palsu di Indramayu tergolong unik. Pelaku membuka jasa klenik menggandakan uang. Nominal uang yang digunakan Rp 50.000 dan Rp 100.000. Semuanya uang dengan cetakan emisi lama,” kata Wiwiek. (BKY/CHE)
Penyelundupan 19 Ton Bawang Merah Dicegah
MEDAN — Kepolisian Daerah Sumatera Utara menangkap sebuah kapal berisi 19 ton bawang merah selundupan dari Malaysia di perairan Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Lima awak kapal ditangkap. Patroli perbatasan di pantai timur Sumatera Utara pun diperketat karena penyelundupan bahan pokok semakin meningkat menjelang Lebaran. Direktur Kepolisian Perairan Polda Sumut Komisaris Besar Sjamsul Badhar, Senin (5/6), menuturkan, pihaknya menangkap Kapal Motor (KM) Silau berbobot 8 gros ton setelah petugas patroli memantau perairan Sei Berombang, Asahan, Sabtu (3/6). Saat itu, mereka menurunkan empat kapal patroli polisi. Di perairan itu, petugas curiga melihat KM Silau membawa muatan di dalam dek dan menutupnya dengan terpal. (nsa)
Waspadai Angin Kencang dan Gelombang Tinggi
BANDAR LAMPUNG — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maritim Lampung memperingatkan bahaya gelombang tinggi dan angin kencang di perairan Lampung. ”Kecepatan angin berkisar 10 kilometer hingga 40 kilometer per jam dan ketinggian gelombang berkisar 0,5 meter sampai 3 meter,” ujar Kepala Stasiun BMKG Maritim Lampung Sugiyono, Senin (5/6), di Bandar Lampung. Data prakiraan cuaca BMKG Maritim Lampung menyebutkan, gelombang tinggi disertai angin kencang terjadi di beberapa wilayah, yakni di Selat Sunda bagian utara dan selatan, Samudra Hindia bagian barat, dan perairan timur Lampung. Kondisi itu diperkirakan masih akan terjadi selama tiga hari ke depan. Gelombang paling tinggi terpantau di perairan barat Lampung. (VIO)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.