logo Kompas.id
NusantaraEmpat ABK KM Bunga Indah Masih...
Iklan

Empat ABK KM Bunga Indah Masih Hilang

Oleh
· 3 menit baca

TAMBOLAKA, KOMPAS — Empat anak buah kapal dari kapal motor Bunga Indah yang tenggelam di perairan Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, hingga Jumat (9/6) belum ditemukan. Pencarian sudah dilakukan dalam empat hari terakhir, tetapi hasilnya masih nihil. Kepala Subsektor Unit KP3 Laut Pelabuhan Waekelo Aiptu Syarif Mukmin yang dihubungi dari Kupang mengatakan, tim SAR bersama anggota Polres Sumba Barat, TNI, dan nelayan setempat masih melakukan pencarian terhadap korban yang masih hilang. Pencarian difokuskan di sekitar lokasi kejadian oleh tim SAR, sementara anggota polisi dan TNI menyusuri kawasan pantai bersama para nelayan setempat. "Kami terus berusaha mencari korban yang hilang dan berharap segera menemukan mereka," kata Syarif. ABK yang hilang adalah Lukman (30), Rinto (35), Saleh (45), dan Mat (29).KM Bunga Indah berlayar dari Bima, Nusa Tenggara Barat, pada Senin (5/6) sekitar pukul 05.30 Wita. Sesuai jadwal, kapal itu harus tiba di Pelabuhan Waekelo, Sumba Barat Daya, Rabu pukul 06.00 Wita.Namun, selama pelayaran, kapal berbobot 38 GT ini dihadang gelombang 3-4 meter. Bahkan, memasuki wilayah perairan Sumba, gelombang itu makin keras sehingga kapal tenggelam di sekitar perairan Kecamatan Kodi Bangedho atau sekitar 10 mil laut (18,52 km) dari Pelabuhan Waekelo pada Rabu dini hari."Kapal tenggelam sekitar pukul 04.30 Wita setelah diterjang gelombang. Telur ayam 30.000 butir dan dedak padi untuk ternak babi sebanyak 10 ton ikut hanyut. Badan kapal tenggelam sampai ke dasar laut sehingga sulit dipantau dari darat," kata Kepala Badan SAR Nusa Tenggara Timur Ketut Ardana.Dalam kapal itu ada enam anak buah kapal dan nakhoda. Empat ABK masih hilang dan dua orang ditemukan selamat. Dua ABK itu adalah Herdi (25) dan Marzuki (40) ditemukan Kamis (8/7) dalam keadaan selamat, tetapi masih lemas. Keduanya saat ini menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Katolik Caritas, Tambolaka. Ketut Ardana mengatakan, informasi tenggelamnya kapal naas itu diperoleh dari SAR Bima. Ketika kapal itu dihadang gelombang tinggi, salah satu dari ABK sempat menghubungi anggota SAR di Bima bahwa mereka dalam keadaan bahaya sekitar 10 mil laut dari Pelabuhan Waekelo.Berdasarkan keterangan dari dua ABK yang selamat, selama pelayaran itu kapal menghadapi angin kencang disertai gelombang tinggi dari arah timur Laut Arafura. Akibatnya, badan kapal miring ke kanan dan sulit dikendalikan. Saat itu pula diduga kapal mengalami kebocoran. Air laut masuk semakin banyak dan menenggelamkan kapal itu.Keenam ABK dan nakhoda kapal membuat rakit dari kayu yang ada di dalam kapal. Saat kapal tenggelam, keenam orang itu bertahan di perahu rakitan tersebut dan terus berjuang menuju daratan terdekat. Namun, sekitar 30 menit kemudian datang lagi gelombang tinggi mengempaskan perahu itu."Keenam orang itu terhempas keluar dari dalam perahu darurat itu. Mereka masih sempat menggapai perahu dan berlayar lagi. Namun, beberapa menit kemudian datang lagi gelombang tinggi dan menenggelamkan perahu rakitan itu. Empat orang terpental ke luar, lalu dua orang bertahan di perahu," kata Mukmin. (KOR)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000