logo Kompas.id
NusantaraBelalang Kembara Kepung...
Iklan

Belalang Kembara Kepung Waingapu

Oleh
· 2 menit baca

WAINGAPU, KOMPAS — Belalang kembara Locusta migration mengepung Kota Waingpau, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Belalang ini muncul mendadak dan mengganggu Bandara Umbu Mehang Kunda, Waingapu. Pemda diingatkan mewaspadai serangan belalang, terutama terhadap tanaman petani.Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Nusa Tenggara Timur Tadeus Tini, di Kupang, Minggu (11/6), mengatakan, hama belalang ini sudah sekitar dua pekan menyerang Sumba Timur, tetapi masih di padang. Belum dilaporkan kerugian akibat kehadiran belalang tersebut. "Petani mencoba mengatasi secara adat, di samping membakar kawasan yang dinilai menjadi habitat belakang. Pemda belum menggunakan pestisida untuk mengusir belalang. Pengalaman menunjukkan, penggunaan pestisida membuat belalang itu bertambah banyak. Cara tradisional dinilai lebih efektif, yakni dibuat ritual adat sambil mengasapi lahan pertanian dengan api," kata Tadeus.Ia mengatakan, Sabtu, ribuan belalang kembara ini mengganggu Bandara Umbu Mehang Kunda. Saat pesawat Nam Air dari Kupang hendak mendarat di bandara itu, ribuan belalang beterbangan di sekitar landas pacu bandara dan membuat wilayah udara bandara itu hitam kecoklatan.Pilot memilih berputar-putar di udara selama satu jam sebelum belalang itu meninggalkan bandara. Sesuai jadwal, pesawat mendarat pukul 12.00 Wita, tetapi ditunda menjadi pukul 13.00 Wita demi menghindari belalang. Belalang keluar dari bandara mengikuti tiupan angin kencang dari utara ke selatan.Danial Humba (43), penumpang pesawat Nam Air, mengatakan, pramugari mengabarkan bahwa rencana pendaratan pesawat terganggu belalang kembara yang mengepung bandara. Pilot sangat mengkhawatirkan belakang masuk ke mesin pesawat atau bagian lain pesawat.Anggota staf Dinas Pertanian dan Perkebunan Sumba Timur ini mengatakan, belalang masih berada di padang sekitar Bandara. Sebagian sudah bergerak menuju Kota Waingapu."Belalang ini muncul saat udara lembab. Saat terjadi hujan dan panas bergantian, peluang belalang berkembang biak sangat besar. Telur belalang yang tersembunyi dalam semak-semak segera menetas secara bersamaan," kata Humba.Anggota DPRD Sumba Barat Daya, David Ramone, mengatakan, tahun 2016, belalang serupa muncul di Sumba Timur pada periode yang sama, tetapi tidak segera ditanggulangi sehingga menyebar di Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, dan Sumba Barat. (KOR)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000