logo Kompas.id
NusantaraKapal dan Tanker Kecelakaan di...
Iklan

Kapal dan Tanker Kecelakaan di Selat Malaka

Oleh
· 3 menit baca

BATAM, KOMPAS — Otoritas Malaysia menyelamatkan belasan pelaut Indonesia. Mereka adalah awak Tanker Putri Sea dan Kapal Avatar yang mengalami kecelakaan di Selat Malaka, tepatnya di perairan Malaysia. Motor Vessel (MV) Avatar diawaki 15 orang. Kapal yang menempuh rute Belawan-Batam itu karam di barat Kota Melaka, Malaysia, Rabu (14/6) pagi. Akibat insiden itu, nakhoda Samuel Adrianto Henuk (52) ditemukan meninggal pada Kamis. Sementara 14 anak buah kapal ditemukan selamat oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM). "Pada hari pertama kejadian, ditemukan 13 orang dan dua hilang. Setelah dicari sampai Kamis, satu orang ditemukan selamat dan satu lagi tewas. Korban tewas teridentifikasi sebagai nakhoda," ujar Pelaksana Fungsi Protokoler Konsulat Jenderal Indonesia di Johor Bahru, Malaysia, Marsianda, Kamis (15/6), di Batam, Kepulauan Riau.Kantor Syahbandar Belawan mencatat, kapal kargo berbobot 671 gros ton yang mengangkut kontainer itu berangkat dari Pelabuhan Belawan, Senin (12/6) sekitar pukul 20.05. Kapal diduga tenggelam karena cuaca buruk. "Radar navigasi tidak bisa lagi mendeteksi keberadaan kapal," kata Munasir, anggota staf Kantor Syahbandar Belawan. Semua korban selamat hingga Kamis kemarin masih di Melaka. Jumat ini mereka direncanakan berangkat ke Kedutaan Besar Indonesia di Kuala Lumpur. Selanjutnya, pemulangan mereka akan diatur dari Kuala Lumpur. Di sela-sela pencarian awak MV Avatar, APMM menerima laporan tentang Tanker Putri Sea yang mengalami kecelakaan di timur Johor Bahru. Enam awak Putri Sea ditemukan selamat. Pada Kamis sore, mereka dalam perjalanan menuju Johor Bahru.Belum diketahui siapa saja awak tanker itu. Sementara ini terdapat informasi sebagian awaknya adalah warga negara Indonesia. Bahkan, laporan soal kecelakaan tanker itu diterima APMM dari awak WNI.Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun sudah meminta aparat di Bintan dan Batam bersiaga. Permintaan itu terkait insiden Tanker Putri Sea. "Apa yang terjadi pada tanker itu masih simpang siur. APMM belum menerima keterangan dari awak kapal," ujarnya.Konsentrasi utama Kepri adalah potensi pencemaran minyak akibat insiden itu. Pesisir utara Batam dan Bintan berhadapan dengan laut yang menjadi lokasi kecelakaan. Meskipun lokasinya terletak ratusan kilometer dari pesisir Bintan dan Batam, Kepri tetap waspada.Sudah berkali-kali pesisir utara dan timur Batam-Bintan dicemari limbah minyak dari laut. Dari Kupang dilaporkan, sembilan nelayan dan empat ABK hilang di perairan Nusa Tenggara Timur dalam dua bulan terakhir. Mereka hilang di perairan selatan NTT karena cuaca buruk. Selain gelombang tinggi, kapal motor yang ditumpangi juga tidak dilengkapi sarana keselamatan memadai. Para korban tidak mendapat santunan karena kapal yang ditumpangi bukan khusus penumpang. Menurut Kepala Kantor SAR NTT I Ketut Ardana, di Kupang, Kamis, 13 orang yang hilang itu sudah dicari hingga perairan Australia dan Timor-Leste, tetapi tidak ditemukan. (RAZ/WSI/KOR)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000