BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Aparat Kepolisian Sektor Tanjung Karang Barat akhirnya menangkap pelaku pembunuhan buruh bangunan Bejo (45), warga Kelurahan Pinang Jaya, Kecamatan Kemiling, Bandar Lampung. Pelaku pembunuhan adalah JS (37), adik ipar korban.
Kepala Polsek Tanjung Karang Barat Komisaris Harto Agung, Sabtu (17/6), di Bandar Lampung, menuturkan, pelaku ditangkap di Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung. Untuk menangkap pelaku, polisi meminta bantuan teman wanita pelaku untuk menjebak JS.
”Dia kabur dan sempat mengganti nomor telepon sebanyak empat kali. Kami lalu menjebak pelaku,” ujar Harto.
Polisi, lanjutnya, meminta teman wanita JS untuk mengajak pelaku bertemu di suatu tempat. Akhirnya, pelaku sepakat bertemu di Pasar Tanjung Bintang, Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan.
”Saat itulah, kami meringkus pelaku. Dia juga telah mengakui perbuatannya,” kata Harto.
Ia mengungkapkan, kecurigaan mengarah pada pelaku setelah aparat menemukan sidik jari dan kaki milik korban di sekitar lokasi kejadian. Sidik jari pelaku juga ditemukan di kayu yang dipakai tersangka untuk membunuh korban. Barang bukti kayu tersebut ditemukan di kebun cokelat yang berjarak sekitar 1 kilometer dari lokasi kejadian.
Sebelumnya diberitakan, Bejo ditemukan tewas dengan luka di bagian kepala dan wajah, Jumat (16/6) dini hari. Selain membunuh Bejo, JS juga mengambil uang Rp 800.000 dari dalam rumahnya.
Meteran listrik dimatikan
Hambali (53), paman korban, mengatakan, korban ditemukan dalam kondisi tergeletak dan bersimbah darah di ruang keluarga. Korban yang sudah sekarat dibawa ke Rumah Sakit Bintang Amin, Bandar Lampung. Namun, korban meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.
Saat kejadian, korban berada di rumah bersama putra bungsunya, Bara Wardana (11). Sementara istri dan kedua anak perempuan korban sedang ke masjid.
”Istri dan dua anak perempuannya pergi ke masjid pukul 23.30 bersama saya dan keluarga saya. Saat kami kembali satu jam kemudian, lampu rumah dalam kondisi padam,” ucap Hambali.
Setelah meteran listrik dinyalakan, dia menemukan korban tergeletak dan bersimbah darah.
JS masuk ke rumah korban melalui pintu depan yang tidak terkunci. Sebelum masuk, pelaku diduga terlebih dahulu mematikan meteran listrik agar penghuni rumah tidak dapat melihat wajahnya.
Setelah memukul korban, pelaku masuk ke kamar tengah untuk mengambil uang Rp 800.000. Barang berharga lainnya, seperti sepeda motor dan perhiasan, tidak diambil.