Jumlah Pengunjung Candi Borobudur Ditargetkan Capai 316.792 Orang
Oleh
Regina Rukmorini
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Selama masa libur Lebaran, 22 Juni hingga 2 Juli 2017, jumlah pengunjung Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, ditargetkan mencapai 316.792 orang. Angka ini meningkat sekitar 8 persen dibandingkan dengan realisasi jumlah pengunjung pada libur Lebaran tahun lalu.
General Manager Taman Wisata Candi Borobudur Chrisnamurti Adiningrum mengatakan, mengacu pada pengalaman tahun-tahun sebelumnya, keramaian jumlah pengunjung ini baru terasa setelah Lebaran pertama. ”Puncak kedatangan pengunjung biasanya akan terasa pada H+4 atau H+5 Lebaran, dengan jumlah pengunjung bisa mencapai hingga 50.000 per hari,” ujarnya, Rabu (21/6).
Untuk mengantisipasi banyaknya pengunjung, selama libur Lebaran, waktu operasional loket dan kunjungan ke candi diperpanjang 15 menit. Loket tiket yang biasanya ditutup pukul 17.00 saat ini ditutup pukul 17.15. Batas akhir kunjungan yang biasanya pukul 17.30 kini juga diperpanjang menjadi 17.45.
Untuk mencapai target jumlah wisatawan tersebut, Taman Wisata Candi Borobudur menyediakan beragam atraksi dan wahana wisata baru. Atraksi ini antara lain pentas kesenian, seperti kesenian cokekan, keroncong, dan wayang kulit. Selain itu, juga disediakan beragam wahana baru, seperti kuda tunggang, andong wisata, dan paket keliling di empat desa dengan menggunakan mobil VW.
Chrisnamurti menuturkan, khusus untuk libur Lebaran kali ini, Taman Wisata Candi Borobudur makin dibuat memikat dengan pemasangan aneka payung warna-warni di jalan sebelum naik ke candi. Payung-payung tersebut dipasang untuk menciptakan titik lokasi unik bagi pengunjung untuk berswafoto.
Potensi tiap desa
Kepala Seksi Marketing and Sales Unit Borobudur Dewayani Retno menambahkan, sembilan desa di Kecamatan Borobudur yang telah memiliki balai ekonomi desa juga digerakkan untuk menggelar acara-acara khusus guna menyemarakkan musim libur Lebaran.
”Sesuai potensi yang ada di desa masing-masing, tiap desa menggelar acara yang berbeda-beda, seperti demo masak, demo membatik, dan demo membuat topeng,” ujarnya.
Upaya ini sekaligus dilakukan untuk semakin mempromosikan potensi wisata di setiap desa. Dengan demikian, pada masa mendatang, pengunjung tidak akan terfokus berkunjung ke Candi Borobudur.