logo Kompas.id
NusantaraKebakaran Belum Padam
Iklan

Kebakaran Belum Padam

Oleh
· 3 menit baca

PEKANBARU, KOMPAS — Kebakaran lahan gambut di Desa Tanjung Leban, Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Riau, hingga Selasa (20/6) belum dapat dipadamkan. Padahal, upaya pemadaman lima hari terakhir dilakukan dengan mencurahkan 3.600 ton air menggunakan empat helikopter. "Kemarin sore saya melihat sendiri api di permukaan sudah benar-benar padam setelah digempur dengan water bombing (bom air) dari udara. Selain itu, petugas darat juga membantu menyemprotkan air dari pompa untuk pendinginan. Tidak ada lagi asap di permukaan. Kami menyangka api sudah benar-benar padam. Ternyata, hari ini api kembali muncul dan membesar lagi," kata Edwar Sanger, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, yang dihubungi saat berada di lokasi terbakar, Desa Tanjung Leban, Selasa sore. Edwar mengatakan, kekeringan di wilayah pantai timur Sumatera di wilayah Dumai dan Bengkalis, termasuk Tanjung Leban, sangat ekstrem. Kekeringan membuat upaya memadamkan api di lahan gambut mengalami kendala berat, terutama untuk menuntaskan kebakaran yang terjadi di dalam tanah. "Tadi pagi tim darat melaporkan muncul asap kembali di beberapa titik di lokasi kebakaran yang sama kemarin. Semakin siang, asap semakin membesar akibat cuaca sangat terik, panas, dan angin bertiup kencang. Tidak berapa lama, api kembali muncul dan merambat lagi. Sungguh sulit memadamkan api di lahan gambut, tetapi kami tidak akan menyerah," kata Edwar. Menurut Edwar, luas area terbakar sudah lebih dari 15 hektar. Secara terpisah, Kepala Penerangan dan Perpustakaan Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Mayor (Sus) Rizwar mengatakan, Satgas Udara Siaga Bencana Asap Riau melakukan pengeboman air di lokasi Tanjung Leban sejak Jumat lalu. Helikopter yang digunakan adalah jenis Sikorsky, Mi 172, Mi 171, dan Mi 8 yang mampu membawa beban air dalam kantong besar sampai 4 ton dalam sekali angkut. "Sampai kemarin sudah dilakukan water bombing 840 kali," kata Rizwar.Cari pemilikDi Sumatera Selatan, 20 hektar lahan gambut di Dusun II, Desa Parit, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Senin malam, terbakar. Kebakaran berhasil dipadamkan setelah dikerahkan dua helikopter pengebom air pada Selasa pagi. Kebakaran disinyalir terjadi karena unsur kesengajaan. Polisi masih menyelidiki pemilik lahan itu. Pelaksana Tugas BPBD Sumsel Iriansyah ketika dihubungi dari Palembang, Selasa, mengatakan, kebakaran diketahui petugas lapangan pada Senin sekitar pukul 19.00. Pihaknya menerjunkan dua mobil pemadam kebakaran. Namun, upaya itu tidak berhasil karena lokasi kebakaran jauh dari pinggir jalan. "Selang air mobil pemadam tidak bisa menjangkau semua wilayah yang terbakar," ujarnya. Kepala Kepolisian Resor Ogan Ilir Ajun Komisaris Besar Muhammad Arief Rifai mengutarakan, saat ini, pihaknya tengah mencari siapa pemilik lahan itu. Pihaknya sudah memintai keterangan kepala desa setempat. "Selama pemilik lahan belum didapat dan tidak ada saksi ahli, kita belum bisa memastikan apakah ada unsur kesengajaan atau tidak dalam peristiwa itu," ujar Rifai. Sementara itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengajukan surat banding atas gugatan perdatanya terhadap PT Ricky Kurniawan Kertapersada ke Pengadilan Negeri Jambi, Selasa. Pengajuan itu terkait putusan majelis hakim setempat yang membebaskan perusahaan dari segala tuntutan negara atas peristiwa kebakaran lahan di areal kebun sawitnya pada 2015.Surat banding tersebut diajukan melalui kuasa hukum KLHK, Edi Mukhtar. "Suratnya telah kami sampaikan ke Pengadilan Negeri Jambi, sedangkan memori bandingnya tengah kami susun," ujar Edi. (SAH/DRI/ITA)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000