Sistem Lawan Arus Jadi Pilihan Terakhir di Jalur Mudik
Oleh
Aditya Putra Perdana
·2 menit baca
KAJEN, KOMPAS – Sistem lawan arus atau contraflow menjadi pilihan terakhir yang dilakukan polisi dalam mengatasi kemacetan di Kabupaten Pekalongan pada masa mudik lebaran 2017. Sebelum itu kontra flow dilakukan maka dikerjakan rekayasa lalu lintas seperti penutupan jalan dan menonaktifkan lampu di persimpangan jalan.
Hal itu dikatakan Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Pekalongan, Ajun Komisaris M Alan Haikal di Pekalongan, Kamis (22/6/2017) atau H-3 Lebaran. Rekayasa lalu lintas dilakukan di sekitar Pasar Wiradesa, Kabupaten Pekalongan karena lalu lintas kerap terhambat.
Alan mengatakan, kemacetan disebabkan warga yang hendak menyeberang jalan. “Karena itu, upaya pertama ialah dengan mengumpulkan warga di satu titik penyeberangan. Dengan demikian, penyeberangan tidak terlalu mengganggu lalu lintas,” ujar Alan.
Selain itu, polisi juga melakukan flash lampu lalu lintas (dijadikan lampu kuning) di persimpangan pantura dan jalan menuju Kajen. Dengan demikian, dari arah Kajen tidak bisa langsung ke arah Semarang, begitupun sebaliknya. "Jika belum juga teratasi maka diberlakukan contraflow," kata Alan.
Pantauan Kompas, Kamis sore, kemacetan akibat aktivitas di Pasar Wiradesa mencapai empat kilometer (km) ke arah Jakarta. Mobil hanya mampu memacu kecepatan 10-20 km per jam. Namun, setelah melewati pasar tersebut, lalu lintas kendaraan kembali lancar.
Sementara itu, di Kota Pekalongan, kepadatan disebabkan kendaraan-kendaraan yang parkir di butik batik. Kendati demikian, di pusat Kota Pekalongan, lalu lintas cenderung lancar. Kepadatan diperkirakan meningkat pada Jumat atau H-2 Lebaran.