logo Kompas.id
NusantaraAparat Gabungan Terus Bersiaga
Iklan

Aparat Gabungan Terus Bersiaga

Oleh
· 3 menit baca

AMBON, KOMPAS — Sebanyak 322 personel Polri dan TNI masih bersiaga di perbatasan Desa Hitu Mesing dan Desa Wakal, Kecamatan Leihitu, Maluku Tengah, Maluku. Hal itu sebagai upaya mencegah terulangnya bentrokan antarwarga kedua desa yang pada Minggu (25/6) menewaskan empat orang."Aparat dan pemerintah daerah masih terus melakukan pendekatan dengan kedua belah pihak sehingga belum bisa dipastikan (penarikan pasukan). Yang paling penting adalah kondisi harus benar-benar aman dulu. Jangan sampai setelah pasukan dicabut, bentrokan terjadi lagi," kata Wakil Kepala Kepolisian Resor Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease Komisaris Agung Tribawanto di Ambon, Maluku, Kamis (29/6). Jarak antarkedua desa itu kurang dari 500 meter.Keberadaan aparat gabungan juga membantu kerja tim penyidik menangkap sejumlah warga yang terlibat dan menjadi dalang dalam bentrokan yang lalu. Polisi juga mendalami kepemilikan senjata api yang dipakai warga. Sejauh ini, tiga orang sudah ditetapkan sebagai tersangka, yakni BO (23), SL (36), dan HW (20). Kemarin, ketiga tersangka kembali menjalani pemeriksaan di Markas Polres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease.Seperti yang diberitakan, dari empat korban tewas, tiga orang dari Hitu Mesing dan seorang dari Desa Laha, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon, yang melintas seusai bentrokan itu. Konflik diawali tabrakan oleh pengemudi sepeda motor asal Wakal dengan korban seorang anak Hitu Mesing yang mengalami luka. Warga Hitu Mesing marah dan menganiaya seorang warga Wakal yang melintas di desa mereka. Konsentrasi massa kedua belah pihak tak terbendung sehingga terjadi bentrokan (Kompas, 27/6).Sesuai hasil penyidikan, kata Agung, saat bentrokan, ada sejumlah warga yang berada di bawah pengaruh alkohol. "Di wilayah Polres Ambon, Kecamatan Leihitu itu paling rawan konflik antardesa. Kebanyakan dipicu minuman beralkohol," katanya.Menurut Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Maluku Benediktus Sarkol, perlu dilakukan investigasi terkait penggunaan senjata api dalam bentrokan itu. Usul itu telah disampaikan kepada Komnas HAM di Jakarta.Korban di PapuaSementara itu, Kamis, jenazah anggota Polda Papua, Brigadir Kepala Asmadi Tabuni, dibawa ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya, untuk dimakamkan. Asmadi tewas dibunuh O, petugas keamanan Pasar Youtefa, Kota Jayapura, Selasa lalu. Rekan Asmadi, Brigadir Satu Mardien Tabuni, yang terluka karena ditikam pelaku di bagian perut, masih dirawat di RS Bhayangkara Jayapura.Baji Idrus, pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Papua, mengatakan, situasi di Pasar Youtefa kondusif. "Para pedagang kembali beraktivitas seperti biasa. Mudah-mudahan tak ada pertikaian lagi di dalam area pasar," ujarnya.Pertikaian dilakukan O setelah dirinya dipukuli Asmadi Tabuni dan Mardien. Padahal, semula O hanya mengingatkan bahwa waktu operasional pasar itu telah berakhir pukul 18.00 WIT, tetapi tak digubris.Hingga kemarin, sekitar 70 personel Polri masih bersiaga di Pasar Sentral Youtefa. Menurut Perwira Urusan Humas Polres Kota Jayapura Inspektur Satu Jahja Rumra di Jayapura, Kamis, pihaknya berusaha mencegah adanya aksi balasan dari keluarga korban. (FLO/FRN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000