logo Kompas.id
NusantaraNasib Si Bawang Merah
Iklan

Nasib Si Bawang Merah

Oleh
· 2 menit baca

Mudik ke Brebes dan Tegal tidak lengkap rasanya tanpa mampir membeli bawang merah sebagai buah tangan. Tanaman pangan ini adalah komoditas khas kedua daerah di jalur pantura itu. Namun, si bawang merah kini dihadapkan dengan pembangunan jalan tol yang bisa memengaruhi eksistensinya. Kamis (22/6) siang, Ismi (18), penjaga toko telur asin dan bawang merah di Jalan Pemuda, Kabupaten Brebes, sedang merapikan barang dagangannya. "Silakan telur dan bawang merahnya," ujar Ismi menawarkan dagangan.Periode Lebaran selalu dinanti Ismi dan pedagang bawang merah lainnya. Sebab, keramaian pemudik bakal mendongkrak pendapatan mereka.Ismi menjelaskan, setiap hari tokonya menyediakan 50-100 kilogram (kg) bawang merah. Pada masa mudik, dagangannya bisa laku 50 kg, bahkan sampai 100 kg. Padahal, pada hari biasa hanya laku 10-20 kg."Kalau ada bus yang mampir, juga pemudik motor dan mobil, bisa laku banyak," ujar Ismi.Sebanyak 1 kg bawang dijual Rp 33.000-Rp 35.000. Artinya, saat periode mudik, ia bisa memperoleh omzet Rp 1,5 juta-Rp 3,5 juta per hari. Omzet itu lima kali lipat omzet sehari-hari.Identiknya Kabupaten Brebes dengan bawang merah tak lepas dari kondisi alam yang mendukung. Tanah lahan pertanian yang gembur, lempung, dan berpasir cocok ditanami bawang. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Brebes 2016, jumlah produksi bawang merah Brebes mencapai 311.296 ton, terbesar di Jawa Tengah.Pindah tempatBelakangan, pedagang harap-harap cemas. Pembangunan Tol Pejagan-Pemalang yang tersambung dengan Tol Batang-Semarang berpotensi membuat pemudik lebih memilih tol ketimbang jalur pantura. Ini dapat memengaruhi penjualan yang bahkan sudah menurun sejak Lebaran lalu saat pengoperasian Tol Brebes Timur, seperti dialami Wahyuni (46), pedagang bawang. Tokonya di sebelah barat gerbang Tol Brebes Timur sehingga tidak terlewati kendaraan yang memilih tol. Akibatnya, omzet turun 50 persen. Ia pun memindahkan tokonya. Pemerintah daerah yang daerahnya terancam "mati" karena dilintasi tol perlu menghadirkan inovasi untuk menarik pengendara sejenak keluar dari tol. (B KRISNA YOGATAMA)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000