logo Kompas.id
NusantaraAceh Barat Terbakar
Iklan

Aceh Barat Terbakar

Oleh
· 3 menit baca

MEULABOH, KOMPAS — Sedikitnya 50 hektar lahan di tiga kecamatan di Aceh Barat terbakar. Sejak Jumat (30/6) hingga Senin (3/7), terdapat 12 titik api. Hingga kini, petugas masih berusaha memadamkan api. Sumber api diduga dari sisa pembakaran lahan oleh warga.Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat Teuku Syahluna Poleh, yang dihubungi dari Banda Aceh, mengatakan, sebagian titik api telah dipadamkan. Pemadaman dengan menyemprot air dari mobil pemadam ke lahan terbakar.Sebenarnya pada Minggu (2/7) malam, api dapat dipadamkan. Namun, titik api kembali muncul, Senin pagi. Cuaca panas ikut memicu api cepat membesar. "Saat ini petugas masih berjibaku memadamkan api. Di lokasi bekas kebakaran, petugas terus memantau agar tidak muncul titik api baru," katanya.Ada 12 titik api, di Kecamatan Johan Pahlawan 6 titik, Sama Tiga 4 titik, dan Meurebo 2 titik. "Luas lahan yang terbakar dalam empat hari ini lebih dari 50 hektar. Paling luas di Sama Tiga ada 45 hektar," ujar Syahluna.Menurut Syahluna, petugas gabungan dari anggota BPBD, TNI, dan Polri bersama-sama memadamkan api. Selain mengerahkan tiga mobil pemadam, satu pesawat nirawak diterbangkan untuk melacak titik api.Akibat kebakaran lahan, kabut asap mulai menyelimuti permukiman warga. Sebagian lahan yang terbakar berada di tepi jalan antarkecamatan sehingga asapnya menyebar ke permukiman.Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aceh Saminuddin mengatakan, lahan yang terbakar itu milik warga. Aktivitas membuka lahan dengan cara membakar mengakibatkan terjadi kebakaran lebih luas. "Lokasi kebakaran di luar kawasan hutan. Diduga sumber api berasal dari pembersihan lahan oleh masyarakat," katanya.Kepala Seksi Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh Zakaria mengatakan, saat ini Aceh memasuki puncak kemarau. Akibatnya, potensi kebakaran lahan dan hutan tinggi. Zakaria mengingatkan warga agar tidak membuka lahan dengan cara membakar karena dapat menimbulkan kebakaran lebih luas. Siaga darurat Provinsi Jambi menetapkan status Siaga Darurat Bencana Asap Kebakaran Hutan dan Lahan seiring meningkatnya potensi kekeringan dan kebakaran. Posko siaga dipersiapkan di Bandara Sultan Thaha, Jambi. Kepala Seksi Pencegahan Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Jambi Ruspen mengatakan, penetapan itu melalui Surat Keputusan Gubernur Jambi Nomor 740 Tahun 2017. "Penetapan status ini berlangsung selama 30 hari sejak ditetapkan 22 Juni," ujar Ruspen, Senin. Penetapan status itu mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 yang tentang Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan. Pada Pasal 9 disebutkan, indikator status Siaga Darurat di antaranya memasuki kemarau, udara cenderung ekstrem, temperatur mencapai 34 derajat celsius, kualitas udara memburuk akibat asap, dan pertumbuhan titik panas cukup tinggi. Saat ini, meski temperatur rata-rata 33 derajat celsius dan kualitas udara masih normal, Jambi memasuki kemarau dan mulai terdeteksi pertumbuhan titik panas yang cukup tinggi. Data BMKG, deteksi titik panas Satelit Terra Aqua meningkat dari 18 titik pada Mei, menjadi 40 titik pada Juni. Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Thaha, Jambi, Kurnianingsih mengatakan, musim kemarau sudah dimulai. Namun, kemarau cenderung basah hingga akhir dasarian Juli. (AIN/ITA)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000